Halaman

Minggu, 14 Desember 2008

Negeri Angan-Angan




Ada sebuah negara yang dibentuk dari potongan surga.

Tongkat yang tertancap akan menjadikanya tumbuh tanaman,


atau bahkan menyemburkan harta

berupa minyak dan gas alam.

Airnya tak hanya menyegarkan,

Namun memberikan banyak kemanfaatan.



Indonesia kusebut negeriku.

Tetapi negeri yang tak seperti dalam anganku

Ini sebuah negeri yang penuh dengan kekacauan dan malapetaka



Dimanakah potongan surga itu dari bagian negeri ini?



Apakah itu semua hanya muslihat Sang Kuasa

Untuk menghibur setiap mahluk di dalamnya

Ataukah hanya sebuah mitos leluhur.



Entahlah…Aku hanya ingin menjalani hidup ini seadanya

Tanpa harus terbuai akan rayuan indahnya surga

Atau ketakutan akan kejamnya Neraka

Karena semua itu mungkin hanya angan belaka

untuk mengelabui hati yang gentar menghadapi dunia




Januari 2007


‘Wibiono”

Dialog Dua Hati


Disebuah ruang yang sepi, pada suatu malam, aku terpaku menatap langit-langit kamar yang diam membisu. Tidak ada seseorang yang menemaniku. Hanya keheningan malam dan seekor cicak yang berlarian di dinding yang menemaniku.


Tiba-tiba tanganku bergerak pada tombol-tombol hand phone, dan mengirimkan sebuah pesan pada sebuah nomor lain. Ku tulis demikian.


A : dalam keheningan malam, aku termenung sendiri, tak ada yang menemani. Hanya seekor cicak yang berlarian di langit-langit kamarku yang menemani kesunyian malamku.


Tak beberapa lama, muncul sebuah pesan di layar HP ku. Sampai akhirnya terjadi sebuah percakapan yang cukup panjang.


Y : Berteman dengan cicakpun tak mengapa, daripada tanpa ada yang menemani.

A : Tapi sekarang, cicakpun enggan untuk menampakkan wujudnya di hadapanku. Seakan dia mengerti kehadirannya hanya akan merusak keheningan malam yang indah. Yang hanya dinikmati ketika dia hening.

Y : Wah ngomongnya puitis banget tuh.

A : Itu adalah suara hati dan pikiran saya. Karena saya tidak pernah memenjarakan hati dan pikiran, karena itu adalah hak yang harus dimiliki setiap manusia.

Y : Apa yang keluar dari hati, itulah yang terindah. Tak ada dusta dan rekayasa. Memang tak seharusnya kau menghalangi ketulusannya. Karena itu akan membuat hati menjerit dan tersiksa.

A : Sepakat..!! Tapi terkadang untaian kata lewat tulisan tak cukup memuaskan hati. Goresan pena hanya akan menumpuk pada lembaran kertas, atau SMS yang kapanpun bisa terhapus. Tapi,, ketika mulut tak cukup memiliki keberanian, tulisan dapat menjadi alternatif.

Jika hati menjerit, maka berteriaklah..Jangan sampai kelak kita hanya mempu menuliskan untaian kata yang tak terucap itu pada batu nisannya. Yang itu hanya akan ditertawakan oleh tubuh yg terbujur kaku yang berada di dalamnya. Atau ditertawakan oleh burung bangkai yg melihat, atau oleh gundukan tanah merah.

Semuanya tidak akan berarti ketika penyesalan datang. Karena waktu tak dapat kembali ke masa lalu..Untuk apa kita menuliskan untaian kata yang belum sempat terucap pada batu nisannya? Karena ketika itu dia tidak akan melihat. Hanya penyesalan dan penyesalan yg dapat kita rasakan. Dan pada akhirnya kita akan menertawanan dan menangisi kebodohan dan sikap pengecut kita.

Y : Begitu rapuhkan kau hingga tak mampu mengalahkan pesimismu. Persaan yang akan membuatmu makin terpuruk dalam kehampaan. Jika setiap kata yang kau goreskan pada kertas atai layar HP benar adanya sesuai dg bisikan hatimu, tak perlu kau takutkan akhir dari setiap katamu. Belajar tuk ikhlas, agar tak menyisakan penyesalan.

A : Aku adalah ruang kosong yg hampa dan bisu. Aku hanya malam yg gelap sepi. Yang tiap orang enggan untuk tetap terjaga menemani malam..Hanya kesunyian dan keheningan yg setia menemaniku. Bintang dan bulanpun enggan muncul walau hanya untuk sekedar menemani malam yang gelap sepi. Hanya dinding dan ruang bisu yg menemaniku.

Bahkan cicak pun enggan untuk menampakkan wujudnya lagi di hadapanku. Seolah dia mengerti kehadirannya hanya akan merusak keheningan malam.

Y : Tak selamanya ruang kosong yg hampa dan penuh kesunyian menakutkan. Karena tak sedikit yg mendambakannya. Malam gelap tak selamanya kelam, karena pasti kan ada yg menghiasi.

A ; Tapi mengapa kali ini terasa semua menjauh. Hidup terasa melankolis. Malam hanya didambakan ketika bintang dan purnama bersinar. Tapi mengapa purnama tak mengerti betapa berartinya dia bagi sang malam? Mengapa pula malam tak mengatakannya pd purnama? Mungkin dia yankin, purnama akan datang suatu saat nanti untuk mengindahkan malam...

Y : Semua terasa menjauh ketika kita tak berusaha menggapainya. Namun ketika hati mulai tak yakin mencapainya, biarkan keikhlasan yg menyapa. Karena semua kan melahirkan ketentraman tiada akhir.


Y ; Aku tlah terbiasa menuangkan pesan hati pada secarik kertas. Tak ada ketakutan sedikitpun pesan itu akan lenyap. Ketulusan rasa tak akan mengubahnya. Karena pesan itu akan selalu ada dalam diri yang merasakannya.

A : bagaimana jika pesan itu untuk disampaikan? Bagaimana orang lain dapat merasakan jika hanya tertutup pada lembaran kertas yang hanya kita yang tau?

Y : Memang tak mudah tuk meluluhkan keinginan untuk menyampaikkan pada seseorang. Namun ketika diri menyadari tak ada dorongan kuat untuk menyampaikan, apa hendak dikata, selain mencoba tuk berbagi dengan benda mati.

A : Keikhlasan boleh dilakukan ketika kita telah berusaha untuk menyampaikannya. Karena itu adalah amanah hati kita. Ketidakyakinan adalah bukti ketidakberdayaan kita untuk melepaskan diri dari belenggu.

Y : Akhirnya dikau mengakui kelemahanmu..

A : Itu masalahnya..Aku tak cukup punya keberanian. Yg nanti dikhawatirkan adalah penyesalan, karena terpaksa menuliskan amanah hati pada seonggok batu nisan.

Y : Mengapa tak kau paksa mulutmu berbicara? Biar raga tak terbebani oleh amanah hati yang akhirnya meninggalkan penyesalan.

A : saya belum siap menerima kenyataan ketika dia tak berkenan..Ingin rasanya mulut ini berucap, atau lewt untaian kata tulisan yg langsung ditujukan untuknya.

Y : Yaahh...diriku juga bingung kalo gitu. Untuk saat ini lebih baik turuti apa kata hati saja.

A : Ya begitulah bahasa hati, sulit dimengerti, tapi inginnya dimengerti. Terima kasih karena telah mau berdialog dengan hati saya. Kaena belum tentu dalam dunia nyata hati ini sudi untuk berbicara.

Y : Jangan biarkan rangkaian kata yang begitu indah kehilangann makna hanya karena ego semata. Jadikan kejujuran hati sebagai langkah awal tuk memahami arti yang tersembunyi. Pesona kata-kata kiasan tak seharusnya kau pertaruhkan sebagai perantra belaka. Hingga murni ketulusan tetap abadi.

A : Selama ini amanat hati menuntut untuk diungkapkan. Tapi diri ini menolak dan berusaha untuk diam diri dalam kesunyian dan kehampaan. Saya bingung harus menuruti yang mana? Sayang hati hati tak dapat bicara sendiri, tetapi harus menggunakan perantaa kata atau tulisan.


Dengan menyebut asma Allah dan disaksikan oleh jagat raya yang melantunkan kidung cinta..aku bersaksi bahwa dirimu adalah cintaku, sebagai anugerah illahi Sang Maha Kasih Pemberi Cinta.


Y : Meski harus melalui perjalanan yg sangat panjang, akhirnya amanat hati tlah kau sampaikan. Semoga tak ada lagi beban yg sulit terungkap, hingga kedamaian selalu mengiringi.

Senin, 02 Juni 2008

Ketauhidan Sebagai Sistem Keyakinan dalam Islam
oleh: Bambang Wibiono

Setiap aktivitas dan gerak hidup manusia, didasari dengan sebuah keyakinan. Tanpa keyakinan, mustahil apa yang kita kerjakan akan sukses. Ambi saja contoh seseorang yang sedang mengikuti pertandingan olahraga. Orang yang merasa ragu akan kemampuannya saat bertanding, maka dapat dipastikan segala yang dilakukan tidak akan optimal dan dapat berakibat pada kekalahan. Begitu juga dengan keyakinan dalam beragama, khususnya bagi seorang muslim. Keyakinan terhadap keberadaan Tuhan beserta kekuasaannya menjadi landasan berpijak dalam segala aktivitasnya.
Dalam hal keyakinan, setidaknya ada 2 pandangan mengenai sistem keyakinan terhadap Tuhan di luar Islam. Pertama, sistem keyakinan yang obyeknya didasarkan pada sesuatu yang nyata. Namun secara filosofis, kebenaran ilmiah memiliki kelemahan karena tidak dapat menjelaskan sisi kehidupan yang berada di luar pengalaman inderawinya.
Kedua, sistem keyakinan yang didasarkan pada doktrin literal. Sistem ini mengingkari arti pentingnya akal sebagai sarana verifikasi kebenaran. Kebenaran dianggap sebagai sesuatu yang sudah jadi secara sempurna dan harus diterima tanpa perlu menyadarinya terlebih dahulu. Sistem keyakinan ini sering terjai pada kebiasaan budaya yang diwarisi dan diyakini oleh nenek moyang kita.
Berbeda dengan Islam. Islam mengajarkan nilai ketauhidan. Tauhid merupakan konsepsi sistem keyakinan yang mengajarkan bahwa Allah SWT adalah zat Yang Maha Esa, sebagai sebab dari segala sebab rantai kausalitas. Tanpa adanya Allah, mustahil alam semesta ini terbentuk dengan sendirinya.
Manusia dibekali fitrah yaitu suatu potensi alamiah berupa akal sebagai bekal untuk mengenali dan memverifikasi kebenaran dan kesalahan secara sadar. Tauhid mengajarkan arti pentingnya akal sebagai alat menekati kebenaran mutlak. Selain itu, ajaran tauhid memberikan penjelasan berupa wahyu yang disampaikan melalui rosul, di mana Tuhan menyatakan dan menjelaskan diri-Nya kepada manusia. Wahyu ini bersifat universal yang disampaikan pada seluruhmanusia di setiap zaman.
Secara naluriah, setiap manusia percaya dan membutuhkan Tuhan, walaupun akalnya menolaknya. Itu mungin terjadi karena keterbatasan akal manusia. Hal ini dapat dibuktikan ketika kita mengalami kesulitan, merasa hina, merasa lemah tak berdaya, kita akan mengharapkan kekuatan Yang Maha Dahsyat untuk menolong kita dan tanpa sadar kita akan bedoa, dan memohon pada zat Yang Maha Kuasa, yang sebenarnya kita sendiri tidak pernah tahu keberadaannya, tetapi kita percaya akan keberadaannya.
Sebagai seorang muslim yang mendasarkan tindakannya pada ajaran tauhid, maka hidupnya akan terasa tenang dan selalu optimis karena percaya Allah Yang Maha Kuasa akan mengatur dan menolongnya.

Selasa, 22 April 2008

Sebuah Awalan

hidup adalah sebuah perjalanan dan perjuangan. Untuk dapat mencapai apa yang kita ita-citakan perlu ada sebuah perjuangan dan pengorbanan. Namun yang lebih penting adalah arti sebuah mimpi atau imajinasi. Tanpa mimpi atau imajinasi, maka mustahil kita memiliki cita-cita apalagi kesuksesan.
Berimajinasilah sepuasmu dan setinggi-tingginya. Biarlah orang mencemooh bahwa itu gila, tetapi orang sukses adalah orang yang gila. Coba bayangkan jika saja Thomas Alva Edison tidak berimajinasi yang dianggap seperti orang gila, maka mustahil dunia saat ini menjadi terang benderang dengan penemuan lampu pijarnya. Orang dahulu belum pernah membayangkan adanya sebuah teknologi canggih seperti sekarang, tahukah anda ? itu semua berawal dari imajinasi seperti orang gila.
Pesanku hanya satu....maka ...BERIMAJINASILAH........