Halaman

Senin, 27 Desember 2010

Pusing masalah keluarga

Beberapa hari yang lalu aku dapat kabar dari rumah. Papahku tiba-tiba telepon kalo di rumah sedang banyak masalah. Jadi begini ceritanya...

dulu pamanku punya masalah soal utang piutang hingga puluhan juta ke beberapa orang. Diantaranya berhutang kepada rentenir. Suatu ketika ada orang yang mengadukan ke polisi karena pamanku tidak membayar hutangnya. Karena itu, pamanku sekeluarga menjadi takut, sampai-sampai harus minggat dari rumah sekeluarga. Padahal udah saya nasehatin kalo soal utang piutang ga bakalan kena pidana, karena itu soal perdata. dan itu berarti penyelesaiannya lewat dialog di antara kedua belah pihak. Apalagi dia berhutang pada rentenir yang tidak ada bukti hitam di atas putih (surat perjanjian). Menurutku, itu bisa jadi senjata untuk menggugat balik. Tapi berhubung pamanku sudah terlanjur takut, akhirnya minggatlah pamanku itu ke rumahku.

Gila sekeluarga tinggal di rumahku.! pusing!! rumah jadi berisik.!! tapi itu cuma beberapa hari. Setelah itu, kelauarga pamanku pergi ke bandung, yaitu ke rumah keluarga istrinya. Dengan begitu, otomatis pamanku pun keluar dari kerjanya.. Bahkan beberapa bulan yang lalu, pamanku sms kalo dia ingin di cerai sama istrinya gara2 dia pengangguran dan ga mau kerja. singkat cerita, mereka ga jadi cerai.

Nah...bulan lalu sekeluarga itu ke rumahku. udah kaya pindahan rumah. parahnya makan, jajan dan lain2 di tanggung papahku. parahnya lagi pamanku emang bener2 malas ga mau kerja. Pernah sengaja di uji waktu ada tawaran kerja jadi satpam. Tapi papahku bilang gajinya cuma 250 ribu sebulan (padahal gajinya 450rb). eeeh..pamanku malah menolaknya. Selama ini yang membiayai makan keluarganya cuma istrinya yang entah kerja apa.

Persoalannya rumahku adalah rumah dinas. Jadi yang boleh tinggal adalah cuma satu keluarga saja. kalaupun ada orang lain, itu sementara. nah ini masalahnya kelaurga pamanku tinggal sampai berbulan2 samapi tekor duit papahku. Pernah papahku memberinya uang 500rb supaya balik ke bandung lagi. tapi mereka malah dablek, ga mau balik. mereka malah berlindung ke mamahku, karena memang itu adik mamahku. Tentunya, biar bagaimanapu, mamahku sedikit membela.

Waktu itu papahku sudah dapat teguran dari kantor tentang keluarga pamanku yang bermalam hingga berbulan2, dan terancam pindah dari rumah dinas itu. Masalah lain adalah, istri pamanku kerjanya ga jelas. kalo pulang larut malam terus. (memang sebelumnya ada dugaan kalo bibiku itu perempuan yg agak ga bener). Kebetulan setiap pulang malam pernah berpapasan dengan guru2 dan karyawan atau teman2 kantor bapaku yang kebetulan baermain badminton hingga malam. Banyak sindiran-sindiran ga enak. Yang dikhawatirkan adalah kalo memang pekerjaan bibiku itu jadi perempuan malam (karena sebelumnya dia mengaku kerja di salon). Takutnya lagi kalo lagi apes, trs di kejar satpol PP, terus di cari sampe ke kantor papahku. Kan papahku bisa di pecat gara2 ini.

Atas alasan ini, papahku membela nasib anak-anaknya. Kalo sampe di pecat, keluar dari rumah itu, gimana nasib ku dan adik2 ku??? Kemudian satu-satunya cara supaya bisa ngusir keluarga pamanku, papah mau menceraikan mamah. Supaya mereka semua pergi. Waktu papah bilang gitu, aku sempat bilang, jangan ambil keputusan buru2. Kalo emang masalahnya ada di keluarga pamanku, kenapa mamah juga yang harus jadi korban? tapi papahku bilang sudah kesal. Di usir halus, ga bisa. Di usir secara terang-terangan juga ga mempan. Mamahku pun terkesan membela.

Gara-gara masalah ini, aku jadi pusing. Pikiranku ga bisa fokus. Padahal aku harus fokus sama tugas akhir (skripsi). Aku bingung harus berbuat apa. Aku ga bisa bayangin nasib dan psikologis adik2 ku yang masih kecil jika memang terjadi perceraian. Posisi ku sedang ada di purwokerto, jadi ga bisa berbuat apa2 untuk menyelesaikan masalah di rumah.


sumpah binguuunnnggg bangeet..!!!! pusiiinngg....!!!

Malu (maaf)

Aduh aku malu banget ketika ada temen yang baca-baca blog kisah2 hidupku ini. Apalagi orang yang aku ceritain pada postingan sebelum ini membacanya. Sebenarnya kalo teman ku ga cerita klo abis baca blog ku, mungkin ga masalah. Sumpah malu banget. !! HUAAA,...!!!!

Takut nanti di sangka ke GR-an. Padahal kan aku nulis ini berdasarkan perspektif ku sendiri. Untuk orang yang tersebut pada postingan ku sebelum ini (Ria), aku minta maaf. Bukan maksudku untuk bawa-bawa kamu dalam cerita ini, tapi emang ini udah kebiasaan ku harus menceritakan apa yang ingin ku ceritakan.

Maaf juga karena sebelumnya aku menampilkan fotomu yg itu. Tapi sekarang udah saya ganti ko. Sekali lagi maaf atas sikap saya selama ini. Mudah-mudahan dirimu berkenan memaafkanku..

Semua cerita yang ada di blog ini, mungkin suatu saat akan menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan. Ini adalah lembaran-lembaran hidupku yang sempat tercatat..

Rabu, 22 Desember 2010

Dag Dig dug



Kemarin adalah hari yg menyenangkan bagiku. Aku bersama 5 orang teman-temanku jalan-jalan ke sebuah tempat yg lumayan buat refreshing, yaitu ke telaga sunyi dengan mengendarai motor. Tempatnya sejuk, asik deh pokoknya. Keempat temanku berpasang-pasangan dengan pacarnya. Sedangkan saya berboncengan dengan seorang cewe yg kebetulan aku sedang tertarik kepadanya.

Sebenarnya aku sudah mencurigai kalo acara ini sengaja siasat teman-temanku agar aku bisa berduaan dengan dia. Grogi juga mengendarai motor berboncengan dengan si doi.

Di tengah perjalanan, si doi (sebut saja namanya Ry) bertanya padaku apakah sebelumnya aku pernah jalan-jalan ke tempat-tempat wisata di daerah purwokerto ini. ku jawab, "sering". Eh dia malah bertanya "dengan siapa kalo jalan2?"

sambil tertawa aku jawab "saya kalo jalan-jalan pasti sama cwo".
""lho ko gitu? ga prnh jalan sama mantannya gitu?"
tambah ngakak deh aku. "mantan dari mana ceritanya??!" "dari dulu saya ga pernah punya pacar. Gimana mau punya pacar, kalo suka ga berani ngomong. terus kalo berhadapan sama cewe selalu grogi n mati kutu"
"aku ga percaya!"
"mau bukti?" jawabku.
"kalo aku mau bukti gimana?"

Waduh aku bingung dibuatnya. Aku berpikir apa ini iseng atau memang dia serius. tak ku tanggapi perkataannya. Mungkin terlalu cepat jika aku mengatakannya saat itu.
Sepulangnya dari telaga sunyi aku tertinggal dengan keempat temanku yg udah lebih dulu di depan. Aku terjebak hujan deras. Aku berteduh di suatu tempat yg teduh dan sepi. Sambil menunggu hujan reda dia banyak curhat dari mulai masa lalunya hingga soal kelurganya.

Dia heran kenapa dia bisa curhat sama orang yang belum kenal lama. Terus aku tanya kenapa bisa gitu, tapi dia hanya jawab "ga tau kenapa, aku juga bingung". Ria bercerita tentang hubungan dengan mantannya yang ga enak. Itu juga yang membuat dia takut untuk berpacaran lagi. ketika ku singgung tentang apa ada orang yg lagi dia suka saat ini, dia cuma bilang "ga tau" dengan senyum-senyum.

Melihat sinyal-sinyal positif yang diberikannya selama beberapa terakhir, aku beranikan menanyakan bagaimana tanggapannya seandainya sekarang ada orang yg suka. Dia menjawab "lihat waktu yg menjawabnya aja". Aku pun bertanya banyak tentang cwo seperti apa yang dia inginkan.

Sambil menunggu hujan reda kami ngobrol sambil duduk di motor. Dengan posisi duduk berboncengan di motor, tiba-tiba Ria menyandarkan dagunya di pundakku.
Kepalaku langsung pusing, jantung berdegup kencang bingung harus berbuat atau berkata apa. Akhirnya aku hanya terdiam mematung.

Sabtu, 11 Desember 2010

satu masalah lagi

Aku bingung harus mulai menulis dari mana. Ternyata hidup tak pernah berhenti memberiku masalah. Semua yang Allah amanatkan padaku tak mampu ku gunakan demi kemaslahatan. Yang ada malah membuat orang lain tersakiti.

Tak sengaja mulut ini berucap yang membuat orang lain tersakiti. Ya Allah cobaan apa lagi ini..?? bukankah Engkau maha pengampun jika hambamu bersalah padamu?? tapi Engkau belum mau membukakan pintu ridho jika kesalahan dilakukan kepada orang lain sebelum orang itu memaafkannya??

Apa jadinya jika orang itu seumur hidupnya belum bisa memaafkanku meski akuy bersujud di hadapannya?? Apakah pintu surga akan tertutup buatku?

Satu pelajaran penting yang ku dapat dari peristiwa ini. Bahwa waktu tidak akan mampu mendewasakan manusia. Yang mampu mendewasakan manusia adalah proses kehidupan yang dijalaninya. Semakin banyak masalah yang dihadapi, maka semakin membuat manusia itu memahami akan hakikat hidupnya, akan membuat manusia itu semakin dewasa dan membuat kita semakin matang dalam menjalani hidup.

Maafkan aku kawan.....