Halaman

Kamis, 31 Desember 2015

Nih aku tulis sesuatu lagi...

Apa kamu?? Lagi nunggu cerita selanjutnya?? Mau tau curhat apa lagi yang bakal aku tulis di sini?? Kepoo???!
Sory akhir-akhir ini aku malas menulis curhatan di sini.

Nih aku tulis sesuatu lagi...

Intinya aku udah bubar bar!! dengan si R. The End! Dia mau njengking kek, mau nyungsep kek, mau sekarat kek, mau seneng kek, mau bahagia kek, mau susah kek, mau punya cowo lagi kek, mau lamaran kek, mau galau kek, bodooo amaattt!

Dia yang ga pernah menghargai usaha laki-laki yg sedang berjuang untuk menghalalkannya, sedang berjuang untuk memenuhi janjinya, sedang ikhtiar untuk kebaikan masa depannya, sedang berupaya mensucikan hubungannya, suatu saat dia pun akan paham tentang sesuatu yang tak ada harganya. Mungkin, jika Tuhan berkenan, aku akan menyaksikan saat dia dalam kondisi tak ada harganya lagi.

Sampai tgl 15 Desember kemarin, saat papahku menghadiri wisuda adikku, masih saja menanyakan hubunganku. Seolah tak yakin kalau hubunganku bubar. Seolah antara masih berharap dan kecewa. lalu aku tegaskan, tidak! Tidak perlu datang ke rumahnya kalau hanya membuat muka malu.

Usiaku kini sudah lewat dari 30th. Dan kini kembali sendiri. Dan belum ada minat untuk menjalin hubungan lagi dengan perempuan. Kalaupun ada, hanya ingin untuk senang-senang. Ga lebih. Nanti dulu kalau untuk serius. Kecuali perempuannya yang datang memintaku dan mau menerima segalanya tentangku yg brengsek, yang kere, yang ga jelas masa depannya, yang jelek, kuper.

Entah sejak kapan pikiranku menjadi liar, tingkahku menjadi masa bodo, menjadi nakal, menjadi seolah bukan aku. Aku menjadi orang yang tak percaya lagi dengan perempuan yang sok suci soal hubungan. Sok romantis, sok idealis, sok toleran.

"ya Tuhan, pertemukanlah aku dengan orang yang terbaik menurut pilihan-Mu" 
Fuck dg kata-kata itu!! tebaik menurut nafsu dan keinginanmu mungkin maksudnya. Setelah kau melihat ada kerugian dimasa depan, maka kau akan berupaya mencari yang lain. Mencari yang "terbaik", menurut pikiranmu sendiri tentunya. Bukan berupaya membangun kebaikan bersama. Bukan berupaya membangun visi bersama untuk lebih baik. Lihat saja, kau tak akan dapatkan itu! Saat itu kau akan sadar, yang terbaik itu telah berlalu. Mungkin dia ada di belakangmu, atau mungkin sudah jauh melesat di depanmu yang sudah tak mungkin lagi untuk kamu kembali, atau mengejarnya. Cinta, jodoh, diukur dengan kalkulasi ekonomi. Dihitung tentang untung rugi.

Apa?? kau bilang aku terlalu kejam menghakimi? terlalu berburuk sangka? Iya! Aku menjadi orang yang memandang sinis tentang itu.