Halaman

Rabu, 22 Desember 2010

Dag Dig dug



Kemarin adalah hari yg menyenangkan bagiku. Aku bersama 5 orang teman-temanku jalan-jalan ke sebuah tempat yg lumayan buat refreshing, yaitu ke telaga sunyi dengan mengendarai motor. Tempatnya sejuk, asik deh pokoknya. Keempat temanku berpasang-pasangan dengan pacarnya. Sedangkan saya berboncengan dengan seorang cewe yg kebetulan aku sedang tertarik kepadanya.

Sebenarnya aku sudah mencurigai kalo acara ini sengaja siasat teman-temanku agar aku bisa berduaan dengan dia. Grogi juga mengendarai motor berboncengan dengan si doi.

Di tengah perjalanan, si doi (sebut saja namanya Ry) bertanya padaku apakah sebelumnya aku pernah jalan-jalan ke tempat-tempat wisata di daerah purwokerto ini. ku jawab, "sering". Eh dia malah bertanya "dengan siapa kalo jalan2?"

sambil tertawa aku jawab "saya kalo jalan-jalan pasti sama cwo".
""lho ko gitu? ga prnh jalan sama mantannya gitu?"
tambah ngakak deh aku. "mantan dari mana ceritanya??!" "dari dulu saya ga pernah punya pacar. Gimana mau punya pacar, kalo suka ga berani ngomong. terus kalo berhadapan sama cewe selalu grogi n mati kutu"
"aku ga percaya!"
"mau bukti?" jawabku.
"kalo aku mau bukti gimana?"

Waduh aku bingung dibuatnya. Aku berpikir apa ini iseng atau memang dia serius. tak ku tanggapi perkataannya. Mungkin terlalu cepat jika aku mengatakannya saat itu.
Sepulangnya dari telaga sunyi aku tertinggal dengan keempat temanku yg udah lebih dulu di depan. Aku terjebak hujan deras. Aku berteduh di suatu tempat yg teduh dan sepi. Sambil menunggu hujan reda dia banyak curhat dari mulai masa lalunya hingga soal kelurganya.

Dia heran kenapa dia bisa curhat sama orang yang belum kenal lama. Terus aku tanya kenapa bisa gitu, tapi dia hanya jawab "ga tau kenapa, aku juga bingung". Ria bercerita tentang hubungan dengan mantannya yang ga enak. Itu juga yang membuat dia takut untuk berpacaran lagi. ketika ku singgung tentang apa ada orang yg lagi dia suka saat ini, dia cuma bilang "ga tau" dengan senyum-senyum.

Melihat sinyal-sinyal positif yang diberikannya selama beberapa terakhir, aku beranikan menanyakan bagaimana tanggapannya seandainya sekarang ada orang yg suka. Dia menjawab "lihat waktu yg menjawabnya aja". Aku pun bertanya banyak tentang cwo seperti apa yang dia inginkan.

Sambil menunggu hujan reda kami ngobrol sambil duduk di motor. Dengan posisi duduk berboncengan di motor, tiba-tiba Ria menyandarkan dagunya di pundakku.
Kepalaku langsung pusing, jantung berdegup kencang bingung harus berbuat atau berkata apa. Akhirnya aku hanya terdiam mematung.

Sabtu, 11 Desember 2010

satu masalah lagi

Aku bingung harus mulai menulis dari mana. Ternyata hidup tak pernah berhenti memberiku masalah. Semua yang Allah amanatkan padaku tak mampu ku gunakan demi kemaslahatan. Yang ada malah membuat orang lain tersakiti.

Tak sengaja mulut ini berucap yang membuat orang lain tersakiti. Ya Allah cobaan apa lagi ini..?? bukankah Engkau maha pengampun jika hambamu bersalah padamu?? tapi Engkau belum mau membukakan pintu ridho jika kesalahan dilakukan kepada orang lain sebelum orang itu memaafkannya??

Apa jadinya jika orang itu seumur hidupnya belum bisa memaafkanku meski akuy bersujud di hadapannya?? Apakah pintu surga akan tertutup buatku?

Satu pelajaran penting yang ku dapat dari peristiwa ini. Bahwa waktu tidak akan mampu mendewasakan manusia. Yang mampu mendewasakan manusia adalah proses kehidupan yang dijalaninya. Semakin banyak masalah yang dihadapi, maka semakin membuat manusia itu memahami akan hakikat hidupnya, akan membuat manusia itu semakin dewasa dan membuat kita semakin matang dalam menjalani hidup.

Maafkan aku kawan.....


Rabu, 24 November 2010

Kecelakaan

waaaaaaaaahhhh.......udah lama banget nih saya ga ngisi blog ini.. mmhhh enaknya nulis apa ya..??
oh iya, cerita tentang saya waktu kecelakaan aja deh.

Ceritanya begini, pada hari rabu sore seorang teman kost saya mengajak untuk pulang ke cirebon dengan mengendarai motor. Tanpa pikir panjang saya setujui ajakannya, dan sore itu juga (sekitar pukul 17.30) berangkat. Dalam pikiranku ini anak nyetir motor kaya punya nyawa serep aja. Gila ngebut banget cuy. Saya sampe was-was, seolah-olah nyawa saya udah di ujung tanduk. Perjalanan Cirebon-Purwokerto ditempuh hanya dalam waktu 3 jam kurang sedikit. Gila ga tuh??

Kami berencana balik ke Purwokerto lagi hari Kamis sore atau Jum'at. Berhubung teman saya itu ada kuliah pada hari Jum'at pagi, maka terpaksa sore hari kami harus meluncur ke PWT. Namun berhubung cuaca di Kota Cirebon pada sore hari itu ujan besar, maka niat pulang itu diurungkan sejenak. dan sampai akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke PWT pada malam harinya. Sekitar pukul 18.30 kami meluncur. Awalnya kami sepakat agar ga pake ngebut. Di tengah perjalanan kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk berteduh di sebuah masjid hingga hujan reda. Tak terasa kami tertidur pulas hingga hampir 2 jam.

Pada jam 10.30 malam kami terbangun. Saya pikir udah sangat kemalaman, dan berencana untuk putar arah kembali ke rumah temanku itu yg kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat kami berteduh. Temanku bingung karena ada informasi bahwa kuliahnya pada pagi hari dibatalkan, namun ketika konfirmasi ke salah seorang temannya, belum ada jawaban kepastian. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Karena udah terlalu malam, temanku yg kebetulan pegang stir terbawa ngebut. Sampai di wilayah Bumiayu, teman saya berkata ingin cari warung kopi sekalian istirahat sejenak. Setelah mengisi bensin, kami berjalan perlahan sambil mencari warung kopi yang buka. Karena tidak kunjung menemukan juga, akhirnya tancap gas lagi.

Di jalan yang terlihat mulus, teman saya memberanikan diri meningkatkan kecepatan motornya. Sambil ditemani rintik hujan dan bercampur abu vulkanik merapi yang membuat jalan yang semakin gelap gulita. Dalam posisi kecepatan tinggi, tiba-tiba terlihat sebuah lubang dalam jarak beberapa meter. Teman saya tak mampu mengendalikan motor untuk menghindari lubang. Motorpun oleng untuk menghindari lubang. Namun ternyata setelah kami lolos dari lubang yg satu, masih ada satu lubang menanti di depan. Dengan kondisi motor yang oleh, akhirnya kami amburk menghantam lubang di tengah jalan yang cukup lebar.

Teman saya itu hampir pingsan. Saya suruh dia untuk duduk dan membiarkan motor yang masih tergeletak di tangah jalan. Kebetulan sedang tidak ada mobil yang melintas. Sampai akhirnya ada sebuah mobil truk yang berhenti menolong dan menawarkan bantuan untuk diantar. Kami pun menyetujuinya, karena memang kondisi ga memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Peristiwa ini terjadi sekitar tengah malam, tepatnya jam 12.15, dan katanya pada malam itu tepat jam itu gunung merapi pun meletus kembali dengan dahsyatnya.

kami sampai di Purwokerto sekitar jam 01.30 dini hari. Sialnya teman2 satu kost ga ada yang sadar kalo kami pulang dengan babak belur. Sampe2 kami harus mengobati luka sendiri, membeli obat dengan berjalan kaki sendiri. Saya pun ga enak untuk membangunkan teman yang sedang pulas. Sampai keesokan harinya pun teman satu kost belum ada yg sadar kalo kami kecelakaan. SIALLL..!