Halaman

Selasa, 18 Februari 2014

Tulisan Sekedar Rehat dari Rutinitas Kerjaan

Sebenarnya aku malas menulis. Semenjak beralih profesi dari pengangguran menjadi tukang tulis alias jurnalis, sehari-hari kerjaanku nulis terus. Sudah hampir dua minggu aku dapat kerjaan ini. Lumayan daripada nganggur.

Kerjaanku kini di Tegal, jauh dari Purwokerto, jauh juga dari Cirebon. Agak tersiksa juga jauh dari si doi di Purwokerto. Gara-gara itu, aku rela pulang ke Purwokerto hanya sekedar bertemu rindu, walaupun cuma sehari. Yaa, ga apa-apa lah. Namanya juga usaha dan perjuangan. Daripada dekat terus tapi lontang-lantung tidak jelas.

Semoga si doi mengerti keadaanku yang terseok-seok memulai dari bawah. Mencoba mencari peruntungan yang lebih menjanjikan hari esok memang sulit. Maka dari itu aku mencoba mencoba setiap peluang yang ada. Motivasiku cuma ingin mencari rejeki yang halal untuk modal nikah membangun masa depan, membantu orang tua menyekolahkan adik-adik, membangunkan tempat berteduh di hari tua untuknya, dan membangun istana untuk permaisuriku tercinta.


-Wibiono-

Jumat, 24 Januari 2014

Maybe is true ..

Aku ingat yang kau pakai di hari pertama
Kau datang dalam hidupku dan kupikirkan

Kau tahu ini bisa jadi sesuatu


Karena apapun yang kau lakukan dan kata-kata yang kau ucapkan

Kau tahu semuanya itu membuatku bahagia

Dan kini aku tak punya apa-apa


Jadi mungkin memang benar

Bahwa aku tak bisa hidup tanpamu

Mungkin berdua
 
Lebih baik daripada sendiri..

Tapi ada banyak waktu
Tuk mencari tahu selama sisa hidupku

Dan kau tlah membuatku gelisah

Kurasa berdua lebih baik daripada sendiiri


Aku ingat tiap rona di wajahmu

Caramu menggerakkan mata, caramu merasakan

Kau membuatku sulit bernafas


Karena saat kupejamkan mata dan terombang-ambing
Kupikirkan dirimu dan segalanya kan baik-baik saja

Kini akhirnya aku percaya
..


Aku tak bisa hidup tanpamu,
Dan kurasa berdua lebih baik daripada sendiri.



 

Special Repost 15/01

(Repost 1)

Engkaulah kilatan cahaya yang menyapu lenyapkan segala jejak dan bayang,
engkaulah bentangan sinar yang menjembatani antara duka mencinta dan bahagia terdera,
engkaulah terang yang ku dekap dalam gelap saat bumi bersiap diri untuk selamanya lelap,
andai kau sadar arti pelitamu, andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu..

Ajarkan aku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap,
merengkuh rasa takut tanpa perlu surut,
bangun dari ilusi tapi tak memilih pergi..

(Repost 2)

Seperti puisi yang kau tuliskan.
seperti nyanyian yang kau lantunkan,
seperti senyum yang kau sunggingkan,
seperti pandangan yang kau kerlingkan.

Seperti cinta yang kau berikan, 
Aku tak pernah..
Tak pernah..
Tak pernah merasa cukup.. Sayang..

-wibiono-