Halaman

Rabu, 24 November 2010

Kecelakaan

waaaaaaaaahhhh.......udah lama banget nih saya ga ngisi blog ini.. mmhhh enaknya nulis apa ya..??
oh iya, cerita tentang saya waktu kecelakaan aja deh.

Ceritanya begini, pada hari rabu sore seorang teman kost saya mengajak untuk pulang ke cirebon dengan mengendarai motor. Tanpa pikir panjang saya setujui ajakannya, dan sore itu juga (sekitar pukul 17.30) berangkat. Dalam pikiranku ini anak nyetir motor kaya punya nyawa serep aja. Gila ngebut banget cuy. Saya sampe was-was, seolah-olah nyawa saya udah di ujung tanduk. Perjalanan Cirebon-Purwokerto ditempuh hanya dalam waktu 3 jam kurang sedikit. Gila ga tuh??

Kami berencana balik ke Purwokerto lagi hari Kamis sore atau Jum'at. Berhubung teman saya itu ada kuliah pada hari Jum'at pagi, maka terpaksa sore hari kami harus meluncur ke PWT. Namun berhubung cuaca di Kota Cirebon pada sore hari itu ujan besar, maka niat pulang itu diurungkan sejenak. dan sampai akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke PWT pada malam harinya. Sekitar pukul 18.30 kami meluncur. Awalnya kami sepakat agar ga pake ngebut. Di tengah perjalanan kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk berteduh di sebuah masjid hingga hujan reda. Tak terasa kami tertidur pulas hingga hampir 2 jam.

Pada jam 10.30 malam kami terbangun. Saya pikir udah sangat kemalaman, dan berencana untuk putar arah kembali ke rumah temanku itu yg kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat kami berteduh. Temanku bingung karena ada informasi bahwa kuliahnya pada pagi hari dibatalkan, namun ketika konfirmasi ke salah seorang temannya, belum ada jawaban kepastian. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Karena udah terlalu malam, temanku yg kebetulan pegang stir terbawa ngebut. Sampai di wilayah Bumiayu, teman saya berkata ingin cari warung kopi sekalian istirahat sejenak. Setelah mengisi bensin, kami berjalan perlahan sambil mencari warung kopi yang buka. Karena tidak kunjung menemukan juga, akhirnya tancap gas lagi.

Di jalan yang terlihat mulus, teman saya memberanikan diri meningkatkan kecepatan motornya. Sambil ditemani rintik hujan dan bercampur abu vulkanik merapi yang membuat jalan yang semakin gelap gulita. Dalam posisi kecepatan tinggi, tiba-tiba terlihat sebuah lubang dalam jarak beberapa meter. Teman saya tak mampu mengendalikan motor untuk menghindari lubang. Motorpun oleng untuk menghindari lubang. Namun ternyata setelah kami lolos dari lubang yg satu, masih ada satu lubang menanti di depan. Dengan kondisi motor yang oleh, akhirnya kami amburk menghantam lubang di tengah jalan yang cukup lebar.

Teman saya itu hampir pingsan. Saya suruh dia untuk duduk dan membiarkan motor yang masih tergeletak di tangah jalan. Kebetulan sedang tidak ada mobil yang melintas. Sampai akhirnya ada sebuah mobil truk yang berhenti menolong dan menawarkan bantuan untuk diantar. Kami pun menyetujuinya, karena memang kondisi ga memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Peristiwa ini terjadi sekitar tengah malam, tepatnya jam 12.15, dan katanya pada malam itu tepat jam itu gunung merapi pun meletus kembali dengan dahsyatnya.

kami sampai di Purwokerto sekitar jam 01.30 dini hari. Sialnya teman2 satu kost ga ada yang sadar kalo kami pulang dengan babak belur. Sampe2 kami harus mengobati luka sendiri, membeli obat dengan berjalan kaki sendiri. Saya pun ga enak untuk membangunkan teman yang sedang pulas. Sampai keesokan harinya pun teman satu kost belum ada yg sadar kalo kami kecelakaan. SIALLL..!

Senin, 04 Oktober 2010

Berhentilah menjadi sebuah gelas

Seorang guru Sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung nak? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini?” sang guru bertanya.
“Guru, belakanan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.

He.he.he.he..”Sang guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si muridpun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam itu dan masukan ke dalam segelas air,”kata sang guru. “Setelah itu coba kamu minim airnya sedikit.” Si muridpun melakukanya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.”Bagaimana rasanya?’ Tanya sang guru. “huuhh.. Asin dan perutku jadi mual,”jawab si murid dengan wajah masih meringis. Sang Guru hanya tersenyum melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

“Sekarang kamu ikut aku.”Sang guru pun membawanya ke danau di dekat mereka.”Ambil garam yang tersisa dan tebarkanlah ke danau.”Si murid menebarkan segenggam garam sisa tadi ke danau tanpa bicara apapun. Walaupun Rasa asin dimulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dimulutnya, tapi tak dilakukanya. Tak sopan rasanya meludah di hadapan mursyid.

“Sekarang coba kamu minum air danau itu,”kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat dipinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tanganya , mengambil air danau dan meminumnya. Ketika air dingin segar mengalir di tenggorokanya, sang Guru bertanya,”Bagimana rasanya?”
“mmmh..Segaar, segar sekali,”kata simurid sambil mengelap bibirnya. Tentu saja air danau ini berasal dari sumber mata air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. “Terasakah rasa garam yang kau taburkan?” tanya sang Guru. “Tidak sama sekali guru!,”kata si murid sambil mengambil air minumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum dan membiarkan muridnya mengambil minum sampai puas.

“Nak,”kata sang Guru setelah muridnya selesai minum.”Segala masalah dalam hidup ini hanya seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kau hadapi dalam hidupmu itu sduah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap segitu-gitu aja tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia inipun demikian. Tidak ada satupun manusia,walau dia seorang nabi yang terbebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam mendengarkan.”Tapi Nak, Rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, Berhentilah Menjadi ‘Gelas’. Jadikan qalbu dalam dadamu itu sebesar ‘danau’.”

Terkadang masalah yang kecil menjadi besar tatkala hati kita sempit. Banyak sekali kita menyaksikan dalam perjalanan hidup kita ada orang saling bunuh hanya karena masalah yang kecil. Masalah yang kecil itu menjadi besar tatkala hatinya sempit.

Selasa, 21 September 2010

Kenapa diremove?

aku trbangun tepat jam 1 dini hari. Entah kenapa sulit ku pejamkan mata ini. Iseng-iseng ku buka fb dan memulai brselancar d dunia khayalan itu.. Brhubung jam segitu lg asik2nya orang pd tidur,fb pun jd sepi. Untuk membunuh kebosananku, sengaja ku buka daftar teman2ku d fb dan ku mulai membuka satu persatu. Ku mencoba mencari tau aktifitas tmn2ku d fb. Kemudian ku tringat satu nama. Akhirnya ku mencari nama itu d daftar temanku,tp hasilnya tidak d temukan dalam daftar. Setelah ku cari trnyata namaku sudah d remove oleh dia dan akhirnya trpaksa aku add lg. Kenapa y namaku d remove?