Halaman

Senin, 28 September 2015

Hanya Ingin Tuntaskan

Saya tau kamu enggan bertemu denganku. Saya tau kamu udah punya tempat yg lebih nyaman.  Saya hanya ingin menuntaskan semua urusan diantara kita secara langsung. Seperti yg kau minta pada saya saat ingin memulai semuanya ini. Kamu meminta saya untuk ngomong secara langsug dan gentle dalam mengutarakan maksudnya. Begitupun saat ini. Saya hanya ingin tatap muka denganmu dan bicara secara serius, biar semuanya jelas.

Kalau sekarang, saya masih menanggung beban dan janji serta komitmen sama kamu. Saya harus tegaskan semuanya bagaimana maunya nanti untuk kedepannya. Semua terserahmu

Selasa, 15 September 2015

Selembar Doa


selembar doa ku layangkan padamu
mengharap kau tetap disampingku
menemani lingkar hidupku
Meski aku tahu
Aku terasa tak mampu memilikimu

Hanya lewat guratan kata
Kuhaturkan segenap rasa
Yang kupendam dalam puncak asmara
Takan hilang dalam hitungan masa

Jika tuhan mngijinkan
Ijinkan aku menyangimu dalam derai tawa
Dalam tangis air mata
ataupun
Dalam cinta yang terpendam rahasia


15/9/2015
jam 00:00
utk: R

Selasa, 01 September 2015

Tolong Sabar Dulu (Motivasi Diri)

Saat gundah, pikiranmu cenderung tak berfungsi. Rasa ingin segera mengakhiri selalu datang menghampiri. Sampai-sampai diri tak mampu untuk berlari. Hanya luapan emosi yang menghinggapi hati.

Kalau ditanya, jelas kamu ingin segera berhenti. Lelah rasanya berjalan dengan hati yang tak terisi.  Tanpa ada partner setara yang biasa diajak berpikir tandem, mau tak mau kamu harus memutuskan semua dengan intuisi dan pertimbangan pribadi. Entah kenapa kamu hanya sedikit bosan berusaha terus jadi tangguh di titik ini.

Hati dan tubuhmu mulai rindu pada bahu yang bisa disandari di akhir hari. Seseorang yang bisa diajak diskusi dan berbagi. Dia yang membuat hidupmu tak kosong lagi. Demi perasaan genap itu, rasanya pintu hatimu bisa terbuka untuk siapapun yang mengetuk lebih dulu. Kamu hanya tak ingin ada sendiri lagi dalam kamusmu.

Tapi tolong jangan biarkan rindu membuatmu terburu-buru. Jaga dulu hatimu sampai datang dia yang sedalam itu menyayangimu.

Hidup memang lebih ringan saat ada tangan yang bisa dijangkau tiap pagi. Tapi kamu layak mendapatkan seseorang yang membuatmu mengerti, kenapa semua ikatan tak berhasil sebelum ini.


Menemukan telapak tangan yang jarak antar jarinya bisa jadi tempatmu menyelipkan genggaman tiap pagi, mendengar halus nafasnya di sisi kiri memang membuatmu tak lagi merasa sendiri. Ada rasa tenang di hati saat tahu ada dia yang selalu bisa jadi tempat kembali.

Tapi hatimu bukan gelas kosong murahan yang hanya perlu diisi. Ia juga layak mendapat perlakuan sebaik Tuan Putri. Sepi, seharusnya bukan jadi alasan untukmu membuka hati lebar-lebar tanpa filter dan hanya berujung pada infatuasi.

Jika hanya untuk menambal sepi ikatan yang dijalani malah bisa meninggalkan lebam biru di akhir hari yang kelak sulit diusir pergi.
Bukankah kamu bukan pengangguran yang hanya butuh aktivitas pengisi waktu? Bukankah masih banyak hal penting yang harus diperjuangkan di hidupmu? Hati yang sepi itu harusnya tidak jadi alasan untuk menurunkan kualitasmu. Bersabarlah, sampai orang yang tepat itu datang di berandamu. Dia yang bisa membuatmu tahu kenapa ikatan sebelumnya selalu mematahkan hatimu.

Cinta yang berakhir dengan memeluk diri sendiri tak layak kamu jalani. Bukankah lebih terhormat berhenti pada dia yang tepat nanti?


Lebih mudah rasanya membuka hati lebar-lebar sekarang. Kamu bisa berlindung di balik alasan, “Ingin mencari kawan bersenang-senang.” atau “Butuh pasangan yang menciptakan rasa tenang.” Namun bukankah hatimu sebenarnya tahu bahwa semua ini akan berujung pada gamang?

Jika mau menenangkan riuh di otak sementara waktu, bisa kau dengar lamat-lamat derak nyeri dari hatimu. Ia hanya sedang dimanjakan sementara, sampai nanti tiba waktunya kembali harus meranggas di bawah sana. Kejamnya lagi, kamulah pelakunya. Orang yang sekian lama mengeluhkan hati yang tak kunjung terisi sempurna. Alih-alih baik-baik menggenapkannya, kamu justru sedang mengatur plot terbaik untuk kembali menghancurkannya.

Ini terdengar klise sekali. Tapi nanti pasti datang seseorang yang membuatmu tak keberatan berhenti.

Dia yang bisa mencintaimu sesuai keinginan, dia yang jadi perwujudan semua harapan.
Dalam pendampingannya ikhlas kau lakoni perubahan. Berhenti tak lagi terasa menakutkan. Sebab bersamanya rasanya kalian bisa jadi partner yang baik untuk melanjutkan harapan.

Dirimu berhak untuk sesuatu yang manis dan menghangatkan hati. Sedikit lagi kesabaran ini pasti berarti. Dia yang sedalam itu menyayangi akan datang sendiri.


Akan ada orang yang tetap mengacak rambutmu penuh rasa sayang selepas kamu turun gunung dengan muka belang. Meski sedang gemuk-gemuknya perlakuan manisnya padamu tak akan berkurang. Di sampingnya kamu hanya akan dihantam perasaan senang. Tenang.

Tidak ada yang layak kamu jalani selain hubungan yang manis dan menghangatkan hati. Bukankah selama ini standar tinggi yang diyakini itu membuatmu rela bersusah payah menjaga diri? Perjuangan memantaskan diri membuatmu layak dihadiahi pasangan yang  apik memperlakukan pun mendampingi.

Tolong jangan berhenti percaya bahwa dia yang datang nanti akan bisa menerima. Absurdnya kebiasaanmu, mood swing yang sering datang mengganggu, sampai pemikiranmu yang kadang keras kepala itu. Kalian akan jadi dua sahabat baik yang saling memahami, tanpa perlu berbusa-busa menjelaskan apa yang diingini. Menemukan matanya di ujung hari membuatmu mengerti — inilah muara dari petualangan hati selama ini.

Kamu tidak layak berhenti pada dia yang tak bisa menghargai. Terlebih hanya karena alasan butuh mengisi hati.

Tolong bersabar dulu.

Sampai nanti dia datang, orang yang sedalam itu menyayangimu.
Sebab kamu layak disayangi sedalam itu. Tak ada alasan yang layak jadi pembenaran untuk menurunkan standarmu.

Sabarlah dulu sampai kau sadar di hatimu ada orang yang layak untuk itu. Hanya butuh waktu untuk kembali meyakini hatimu sendiri. Sabarlah menanti dia yg sedang menata diri sampai layak kau cintai.