Halaman

Rabu, 21 Desember 2011

...

Udah lama aku tak berkunjung ke sini. Aku ingin sedikit berbagi cerita beberapa minggu yang lalu nih.
Beberapa hari setelah aku ulang tahun yang ke-26 ada hal yang buatku terpukul. tau ga? waktu itu putri centil minta putus..!!! tidaaakkk...!! stres deh.
Mungkin persoalannya adalah komunikasi dan emosi atau mood kami lagi ga bagus. Alhasil cuma gara-gara hal sepele bisa menjadi pemicunya. Kebetulan pada hari itu mood ku sedang ga bagus, dan itu juga diperparah si putri centil yang lagi dapet.
Ceritanya begini, entah kenapa sejak pagi hari aku sedang malas dan inginnya marah. Eh pas siang hari si putri centil datang menemuiku. Maksud dia mungkin sekedar becanda, ngledekin aku. Akhirnya akupun masuk ke kamar dan berdiam diri. Sampai dia ingin pulang ke kosannya, aku hanya diam. Sempat sih aku menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi dia menolak. yasudah deh.
Sebelumnya aku sempat ngomel-ngomel gara-gara dia minta dijemput di kontrakan teman kuliahnya yang kebetulan habis mengerjakan tugas kelompok. Berhubung ga ada kendaraan yang bisa aku pinjam untuk menjemput, aku ngomel-ngomel deh ke dia. maksudnya aku ngomel bukan ke dia, tapi ke teman-temannya yang waktu itu katanya dia bingung mau minta anter teman. Karena aku tak mengenal satu pun teman-temannya, akhirnya aku ngomel ke dia deh. Dia pun ngambek.
Waktu dia ingin berangkat kuliah, aku sempat mengantarnya ke kampus. tadinya dia ga mau dianter. Dengan muka jutek, dia menolak. Tapi akhirnya dia pun mau ku antar. Setelah dia pulang kuliah, sempat aku sms, tapi jawaban sms nya jutek. Aku pun terpancing emosi. Aku berusaha masa bodoh deh.
Pikiranku sedang pusing berpikir gimana rencana setelah lulus. Terlalu banyak aku merepotkan orang tua, dan saat ini akulah harapan orang tuaku. Saat aku menenangkan diri, dia sms aku menanyakan sesuatu, diantaranya sudah makan atau belum. Karena kondisi pikiranku lagi ga karuan, dan kebetulan saat itu aku sedang curhat lewat FB, aku balas sms nya dengan agak singkat namun tidak terkesan jutek. Ternyata diterima dengan pemikiran yang berbeda.
Entah gimana ceritanya, tiba-tiba setelah beberapa kali sms-an, dia minta putus.!! Tambah pusing deh gw. Dengan sempoyongan, aku datang ke kosannya. Aku meminta padanya supaya jangan putus. Aku minta maaf karena sikapku selama ini lebih banyak menyakitkan dia....

Rabu, 07 Desember 2011

Ulang Tahun ke 26

Hey hey, ternyata sekarang tanggal 7 Desember. Kau tau ada apakah di tanggal ini? ternyata menurut cerita yang dikisahkan oleh orang tuaku, pada tanggal 7 Desember itulah aku dilahirkan dan mencium bau dunia fana ini. 

Tidak terasa sudah 26 tahun aku menyusuri perjalanan waktu yang entah berujung di dan sampai mana. Entah sudah berapa juta peristiwa aku lalui, entah berapa milyar langkah ku pijakkan kaki di hamparan bumi ini, entah berapa tarikan dan hembusan nafas yang ku keluarkan. Ku hanya mengikuti ke mana arah lorong waktu ini. Aku berharap, kan ku temukan kedamaian ketika ku sampai pada ujung perjalanan waktu ini agar aku tak pernah menyesal pernah menyusuri lorong waktu yang panjang, melelahkan dan tak menentu ini.

Tak ingat sudah berapa kali aku menyusahkan orang lain. Tak ingat sudah berapa orang yang pernah ku buat menangis. Entah berapa banyak orang yang ku buat tersenyum. Entah berapa biaya yang dikeluarkan untuk kelangsungan hidupku sampai detik ini. Entah berapa keburukan yang kulakukan selama ini, dan entah berapa kebaikan yang pernah ku lakukan. Memory dalam otak ku tak mampu mengingat dan menghitung semua itu. Mungkin karena itulah ada yang bilang bahwa tinta selautan belum mampu untuk menuliskan semua karunia Allah kepada setiap hamba-Nya. Subahanallah...
                                                          
                                                                      **

Ada hal yang berbeda pada ulang tahunku kali ini. Jika sebelumnya aku selalu melalui tanggal kelahiranku dengan datar dan tak ada yang spesial. Kali ini orang terdekatku memberikan ucapan selamat dan doa tepat tengah malam ketika pergantian hari. Sekitar pukul 00:02 waktu Indonesia bagian jam ku, handphone ku berdering ada SMS masuk. Belum sempat ku buka, tiba-tiba handphone ku berdering tanda panggilan masuk. Ternyata si dia menelponku. Setahuku ia sudah tidur sejak jam 10 malam. Entah apa yang membuatnya bisa terbangun pada malam itu. Apapun alasannya, ku sampaikan terima kasih karena engkaulah orang pertama yang memberikan ucapan dan doa padaku. 

Pagi harinya ku sempatkan main ke kosan "Nda" (begitulah nama yang ku gunakan untuknya). Ternyata ku mendapatkan kejutan lagi. Ketika ku masuk, wew..!! ternyata ada bolu ulang tahun. Seumur-umur ga pernah dapet bolu ulang tahun. Biasanya ku lalui hari ulang tahunku begitu saja, bahkan seringkali aku lupa bahwa hari itu adalah hari ulang tahunku. Keluargaku pun tak pernah merayakan atau mengucapkan selamat ketika aku ulang tahun. Ternyata tidak sampai di situ. Setelah itu dia memeberiku kado yang dibungkus oleh bungkus kado warna ungu, warna kesukaannya. Aku terharu (mungkin lebay ya..?). Kenapa dia repot-repot memberiku hadiah ulang tahun. Padahal sebelumnya juga Nda sering memberiku kado. Baru kali ini aku memeperoleh hadiah ulang tahun.

Mau tau ga apa isi kadonya?? kadonya tuh kemeja lengan pendek kotak-kotak. Baguuuss bangeett... Udah lama juga ga pernah beli baju. Trima kasih ya Nda. Mas sayang sama kamu. Seharusnya kamu ga perlu repot-repot beli kado buatku. Doa mu sudah cukup sebagai kado ulang tahun.

Semoga di usiaku yang ke 26 ini aku semakin dewasa dalam menghadapi kehidupan. Semoga ku diberi umur yang bermanfaat dan barokah. Semoga kedua orang tuaku diampuni segala dosanya, semoga keluargaku diberi perlindungan dari segala marabahaya dan diberi nikmat sehat. Semoga aku diberi jalan kemudahan mencapai kesuksesan agar ku bisa menjadi orang berguna dan bisa membahagiakan orang tua yang telah membesarkanku. Aku pun berdoa semoga Nda adalah jodoh terbaikku. amiinnnn...

Minggu, 13 November 2011

Kata papah, Ilmu itu penting..!!

Ilmu itu penting. Itulah yang pernah diucapkan oleh papah. Papah pernah bilang, "papah ga punya apa-apa yang bisa diwariskan. Cuma ilmu yg bisa papah usahakan. Selama papah masih mampu, anak-anak papah harus sekolah yang tinggi.." Pelajari ilmu yang mau kamu pelajari. Semua ilmu itu bagus dan bermanfaat. Jangan berpikir bahwa sekolah atau menuntut ilmu itu untuk mendapat pekerjaan. Pekerjaan nanti akan ada sendiri jalannya. Karena rizki masing-masing orang itu udah ada jatahnya sendiri.

Papahku tak pernah terlihat pusing sedikitpun ketika berhadapan dengan biaya sekolah, biaya buku, dan hal lainya untuk keperluan sekolah. Walaupun nunggak adalah hal biasa, namun selama karir sekolahku, selalu lunas. Tadinya aku sempat berpikir tidak mau melanjutkan kuliah. tapi papah selalu memberiku semangat bahwa selama masih ada kesempatan, jangan pernah takut.
"Kalaupun nanti ga ada biaya, dan emang udah mentok, berarti itu emang belum nasib kamu."
itu kata yang pernah diucapkan papah waktu aku ragu untuk daftar kuliah.

Ketika aku dinyatakan lulus SPMB nasional, papahku tampak bingung. Aku tau kalau itu tandanya papah belum ada uang untuk biaya daftar ulang. Aku pun tidak kecewa kalau sampai saatnya belum ada rizki buat biaya masuk kuliah. Yang terpenting aku sudah membuktikan bahwa aku punya kemampuan untuk bisa diterima di PTN.

Selama kuliah, papah selalu rutin mengirimi aku uang bulanan, meski terkadang suka telat dan seadanya. Tapi aku tak pernah memintanya ketika aku kehabisan uang makan. Agar kami tetap bisa sekolah, mamah dan papah serta adik-adikku tidak malu untuk mencari rongsokan di sekitar rumah. Karena rumah ku di sekolahan, jadi banyak sekali botol aqua gelas yang bisa dikumpulkan untuk dijual. Setelah terkumpul banyak, atau kurang lebih sebulan, rongsokan yang terkumpul berupa botol bekas, kertas, atau besi-besi yang sudah tak terpakai itu dijual. Lumayan juga hasil penjualan itu, bisa mencapai 200 ribu lho. Ketika aku butuh ongkos buat berangkat ke purwokerto, sering aku harus menjual hasil rongsokan dulu. Prinsip orang tuaku, "mencari rongsok itu pekerjaan halal dan lebih terhormat daripada korupsi..!!" Selain itu dengan mengumpulkan barang-barang bekas seperti itu, itu juga membantu menjaga kebersihan dan pencemaran lingkungan. Lumayan kan?? Ga usah gengsi dengan kerjaan ini. Toh lumayan jg hasilnya. heheee....

Kalau dihitung, penghasilan papahku memang tidak cukup untuk membiayai semua anaknya yang sekolah dan kuliah. Tapi memang benar, tiap orang ada rejekinya. Toh nyatanya sampai sekarang aku bisa kuliah, adik-adikku masih bisa sekolah. Semua itu dilakuka oleh orang tuaku karena ILMU ITU PENTING..!!


Sabtu, 22 Oktober 2011

Jalan-jalan ke Jogja

pada hari Jum'at, 7 Oktober 2011 aku nekat ngebolang bersama putri centil. Sebenarnya ide itu udah sejak lama direncanakan. Namun karena berbagai hal, akhirnya baru terlaksana pada hari itu. Kebetulan pada hari Jum'at dan Sabtu si Putri centil ga ada kuliah. Hanya dengan modal nekat, kami berdua berangkat setelah solat Jum'at. Sekitar jam 2 siang kami berangkat menggunakan angkutan bus.

Ini sebuah perjalanan gila. tanpa ada persiapan, tanpa arah tujuan yang jelas kami nekat berangkat. Kami sama sekali buta daerah jogja. Walaupun udah beberapa kali ke jogja, namun untuk pergi menggunakan angkutan umum, kami sama sekali tidak tau apa-apa.

Sampai di terminal Giwangan, Jogja kira-kira jam 7 malam. Kondisi terminal pada saat itu sepi. Dan sepanjang perjalanan di jogja, kami tidak melihat ada angkot melintas. Bus trans jogja pun entah masih ada atau engga. Kami berjalan ke belakang terminal. Pada saat itu aku melihat ada bus trans jogja yang berhenti di halte pemberhentian. tanpa pikir panjang, kami langsung meluncur. Rencana awal kami adalah menuju malioboro.
sampai di malioboro, kami hanya jalan-jalan, makan dan nongkrong-nongkrong ga jelas.

Singkat cerita, esok harinya kami melanjutkan ngebolang di jogja. Tujuan pertama adalah mengunjungi pusat toko buku, shopping. Ada beberapa buku yang ingin dibeli. Maklum anak kuliahan, biar keliatan intelek, jadi beli buku deh. Buat pantes-pantes lah. hehee.... Setelah ngubek-ubek semua kios buku di situ, namun ada beberapa buku yang ga ada. mungkin karena buku langka atau udah ga terbit lagi. cape deh.. :-(

Setelah belanja buku, ternyata naga di perut udah mulai minta jatah. akhirnya makan dulu deh, baru setelah itu solat duhur.
Perjalanan ga berhenti sampai di situ. Kaki kami ayunkan menyusuri malioboro lagi. Kali ini kami tertarik pada pedagang di pinggir jalan yang menjajakan berbegai macam cincin. di situ tertulis "Gratis nama di cincin". Kami membeli cincin sepasang. Berhubung kantong ga memungkinkan beli cincin emas, ya jadi harap maklum kalo cuma bisa beli cincin murahan. Cincin yang ku pakai ada namanya "afria" dan cincin yang dipakai putri centil bertuliskan "wibiono". Romantis kaaann?? ;-)

Setelah itu kaki melangkah lagi. Dan kali ini kaki kami tertarik untuk berbelok ke pasar Bringharjo. Walaupun ga mau beli-belian, tapi ga apa-apa lah, sekedar cuci mata. Ga mau beli aja gayanya liat-liat n pilih-pilih barang. beuuhh...songong..

Setelah keluar dari pasar Bringharjo, kami kembali olahraga melemaskan kaki menyusuri pertokoan di malioboro. Karena haus, kami memutuskan untuk berhenti sejenak untuk minum es campur. sruuuppp...aahh... segeerrr segeerr..segeerr... tenaga pun kembali pulih. Cabuuuttt lagii..
eehh..baru beberapa puluh meter, ko haus lagi yaa??
Kebetulan si putri centil pengen banget es krim, ya udah beli deh tuh es krim. satu untuk berdua. romantis lagi kan??
Abis itu kami masuk mall, katanya si putri centil mau beli apaa gitu. ga tau deh urusan cewe. setelah muter-muter, pilih-pilih, eh ternyata cuma beli iket rambut yang harganya 2500 rupiah. Gila..! masuk mall, pilih-pilih lama banget cuma beli itu?? haduuhh... mungkin itu kebiasaan kebanyakan cewe. biarlah.

Setelah keluar mall, aku iseng-iseng ingin beli celana batik. Buat pantes-pantes kalo abis jalan-jalan ke jogja. masa jauh-jauh ke jogja ga ada bekas sama sekali. Akhirnya aku beli 2 celana panjang batik. Satu untuk ku, dan satu lagi untuk si putri centil. Berhubung waktu udah sore, kami melangkah ke masjid untuk solat asar.

Pengembaraan pun usai. setelah solat, kami memutuskan untuk pulang ke Purwokerto lagi. Sebenernya duitnya udah abis sih,, jadi ga memungkinkan untuk jelan-jalan lebih lama lagi...
Sekitar magrib, bus yang kami tumpangi meluncur meninggalkan Kota Jogja..

Dan acara ngebolang pun usaiiii....
Makasih ya sayaaannggg atas jalan-jalannya..
Mas sayang banget sama kamu....


Tak Bisa Memilih Ayah *

Berat langkahku menuju sekolah hari ini. Sekolah bukan lagi tempat yang menyenangkan bagiku, bukan lagi tempat dimana aku bisa menunjukkan prestasiku, bukan lagi tempat yang membuatku merasa diterima.
Bagiku sekarang sekolah hanya tempat dimana aku selalu mengalami tekanan batin.  Aku lelah menghadapi cibiran, ejekan bahkan sesekali sindiran dari teman-temanku sendiri. Aku tak mau dipandang dengan tatapan kasihan dan penuh selidik dari para guru yang mengajarku. 

Mereka melupakan segala yang kuukir selama ini di sekolah. Mereka tak lagi melihat prestasiku yang bagus, mereka tak mengingat lagi aku bisa menjadi teman yang baik, hanya karena satu kali kehadiran ayahku di sekolah.
Ayahku seorang pria setengah baya yang baik hati dan sangat menyayangiku, satu-satunya kekurangan ayahku hanyalah ia mengalami keterbelakangan mental, bisu dan tuli. Entah apa yang salah tentang itu, karena aku selalu merasa ayahku adalah ayah paling sempurna di dunia.

Aku tak bisa memilih ayah, tapi kalaupun Tuhan memberiku kesempatan untuk memilih, aku tetap memilih ayahku yang sekarang. Ayah paling penyayang, penuh perhatian dan dia punya hati seluas lautan.
Ayahku memang tak sempurna, tapi dialah lelaki sempurna dalam hidupku. Ia membesarkanku penuh kasih sayang, mengenalkan bahwa cinta tak cuma bisa disampaikan dengan lisan maupun tulisan, tapi cinta bisa disampaikan melalui hati dan dirasakan oleh hati.

Tahukah kalian, temanku? Bagiku dialah ayah paling sempurna. Dia seorang pekerja keras yang mencukupkan kebutuhanku dengan rezeki yang halal karena setiap malam ayah berdagang makanan hingga pagi hampir menjelang. Dialah orang yang mengenalkanku arti kejujuran yang sesungguhnya tanpa kata-kata, hanya dengan caranya hidup selama ini.
Ayahku selalu berusaha melindungiku, ia menjagaku meski ibu tak lagi ada bersama kami. Ayah selalu berusaha menyenangkan hatiku, ia merelakan berpakaian kumal dan lusuh yang penting hari itu aku bisa tetap sekolah.

Sungguh aku hanya ingin membalas kebaikan ayah padaku. Itu sebabnya aku berusaha keras agar berprestasi, itu sebabnya aku belajar dengan baik dan itu sebabnya pula aku ingin menjadi teman yang baik. Aku ingin kalian mengenalku sebagai sosok sempurna, agar menghargai ketidaksempurnaan ayahku.

Bagiku, aku tak perlu Ayah yang pintar kalau yang ia pilih justru mengajar anak orang lain sementara ia tak acuh pada pendidikanku. Aku tak perlu ayah yang berjalan tegap dan gagah, kalau ia tak bisa melindungi dari anak-anak nakal yang menggodaku. Aku juga tak perlu Ayah yang bisa mendengar, kalau untuk mendengar pendapatku saja ia tak mau. Aku juga tak mau punya Ayah yang bisa berbicara, kalau yang keluar dari mulutnya hanya omelan dan sumpah serapah mencari kekuranganku.Aku hanya ingin Ayahku saat ini, ayah yang tak pandai tapi berusaha menemaniku belajar, Ayah yang tak bisa berjalan tegap dan gagah tapi berani menghadapi orang-orang jahat. Aku sayang ayahku yang walaupun tak mendengar tapi selalu “mendengar” isi hatiku, Aku mengasihi Ayahku seperti ia selalu berusaha “berbicara” penuh kasih dalam bahasa isyaratnya.  Dan yang paling penting ayah selalu ada untukku.

Dan tahukah kalian apa yang ia katakan hari ini ketika aku mengeluh padanya tentang kalian? Dengan bahasa Isyarat yang kupahami ia berkata :
“Ayah terlahir cacat dan tak sempurna, Ayah ga bisa bicara ataupun mendengarmu. Ayah minta maaf kalau itu menyakitimu, tetapi ayah ingin kamu tahu putriku sayang… Ayah selalu mencintaimu setulus hati.
The Video : Deaf Dumb Dad

Catatan Penulis :
Sebuah video kiriman teman dari Philippina membuat airmataku jatuh beberapa hari yang lalu, meskipun tanpa suara krn putra-putriku sedang tidur. Tetapi ada seribu makna dan hikmah bisa ditarik dari video 3 menit itu yang membuat aku menyajikannya dalam bentuk tulisan dan mengubahnya sedikit.
Tak ada Ayah yang sempurna meskipun mereka tak dilahirkan cacat, tetapi semua anak beruntung yang mendapat kasih sayang Ayah seutuhnya pasti merasakan kesempurnaan Ayah.
Kudedikasikan khusus untuk Papaku tercinta, orang pertama yang mengajariku cara bercerita dan yang selalu menghargai semua karya-karyaku. You raise me up when people kick me down. Thank you, Papa. Love you!
N big thanks for Allison FR for the touching video n the pic u select for mine.

*tulisan ini diambil dari http://bundaiin.blogdetik.com/2011/10/17/tak-memilih-ayah/ 

Kamis, 20 Oktober 2011

Aku Terpaksa Menikahinya

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.
Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!


Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”
Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.


kisah ini diambil dari:
http://bundaiin.blogdetik.com/2011/10/07/kisah-inspirasi-untuk-para-istri-dan-suami/

Rabu, 12 Oktober 2011

bingkai senja

Ku bingkai senja yang hangat
Dengan senyummu  yang membuatku semangat

Mernatap hari yang tenang
Dengan senyummu wahai sayang
Aku ada untukmu 
Yang membuatku selalu merindu..

"ksatria khayalan"

Selamat datang bahagia

Langit terlihat kian membiru
Jua awan kini kian memutih
Awali cerah hidupku hari ini
Tuk membuka ruang cintaku

Selamat datang duhai rasa bahagia
Akan ku sambut indah hadirmu
Tuk tepiskan derita jiwaku

Ku rasa kau sejati cintaku
menyeraplah ke aliran darahku.
Aku datang tuk ,menyambut bahagia
Jauh beranjak dari kesunyian hati
Bangkit kembali tuk sambut cinta sejati.


"ksatria khayalan"

Kidung cerita hidupku

Dawai senandung kata cinta
Kini kembali menggema
Di peraduan aksara hati nan indah.

Dengarlah kidung penyejuk jiwa ini
Dan lihatlah lukisan warna hati
Bersemai riang di dinding biru
Gemilaukan butiran permata cintaku.

Cinta nan begitu indah
Sedang mengalungi raga jiwaku
Bersamanya dipenuhi cinta
Membahagiakan segenap rasa

Ku ingin dirimu selalu di hati
Akan selamanya berpadu rasa cinta
Sampai akhir sebuah cerita hidupku di dunia.


"ksatria Khayalan"

Selamat malam

Selamat malam wahai sayang
Tolong lihatlah aku yang berteman bayang.


Sepi yang kini menyelimuti
Setelah dirimu melangkah pergi


maafkanlah aku kekasih
Akan melati yang tak lagi putih


Ada rasa yang membelenggu
Akan rindu yang kini menderu


"Ksatria Khayalan"

Senyuman malam

Gemerlap bintang mewarnai langit
memberi senyuman pada malam
Dibubuhi sinar rembulan
Lengkapi bahagia sang malam.

Hadirmu sebagai pelita jiwa
menerangi batin
Menyejukkan nurani,
Seperti hela sejuk dalam nafasmu...





Ksatria Khayalan

Kamis, 22 September 2011

Mamahku Operasi dan Kado Spesial

Selasa, 13 September, mamahku masuk ke ruang operasi untuk menjalani operasi kanker payudara. Sebelumnya, mamahku terlihat sehat-sehat saja seperti orang lain pada umumnya. Sebenarnya rencana operasi adalah sejak awal bulan ramadhan, namun karena pengurusan administrasi menggunakan ASKES yang cukup ribet ditambah lagi dengan pemeriksaan awal sebelum operasi, akhirnya baru masuk rawat inap pada tanggal 12 September. Pada hari itu juga dokter menentukan operasi dilakukan esok hari.

Berbekal ikhtiar, pasrah dan doa, akhirnya operasipun dijalani. Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Setelah 1 minggu menjalani rawat inap, mamah diperbolehkan pulang pada hari Senin, 19 September. Karena alasan ini juga aku tidak diperbolehkan ke purwokerto sampai mamah selesai operasi dan melewati masa sulitnya. Padahal urusan skripsiku masih terbengkalai di sana. Tapi ga apa-apa lah.

Karena hal ini juga, aku harus melewatkan 7 bulananku dengan si Putri Centil sendiri-sendiri, terpisah jarak yang jauh. eh tapi ga disangka dia datang ke rumahku.
wew..sebuah kejutan bagiku. katanaya, dia datang untuk menjenguk mamah sekalian menjengukku mungkin. hehee... Setelah hampir sebulan ga ketemu, akhirnya aku bisa melihat dan menyentuh wajahnya juga. walaupun tanggal 15 sudah lewat, tapi kehadiran dia pada waktu itu sangat istimewa.

Setelah mamah menjalani perawatan, akhirnya dokter memutuskan bahwa mamah sudah bisa pulang pada hari senin. Karena mamah sudah boleh pulang, akhirnya akupun sudah diperbolehkan pulang ke purwokerto kembali. Kebetulan juga tuh. akhirnya aku pulang ke purwokerto bareng si putri centil...

Eh eh, ada satu lagi yang lupa aku ceritakan. Waktu si Putri Centil datang, dia memberiku kado lho.. Isinya parfum dan jam tangan. Ternyata jam tangan itu kembar dengan jam tangan yang dipakainya.. makasih yaaa putri centil..
Waktu itu aku cuma memberi sepucuk surat cinta yang pernah ku janjikan padanya. Tentang isi suratnya, tanyakan saja padanya... :-P

^_^


Selasa, 13 September 2011

cengeng..

Berat rasanya mencurahkan semua yang menyesakkan dada. Sungguh, aku ingin menjadi seorang yang kuat dalam menghadapi apapun. Sungguh, aku tak ingin air mata mudah menetes dari sudut mataku. Sungguh, aku ingin terus berjuang meraih cita dan cinta, namun aku mengerti hidup itu tak semudah dan tak sesimpel yang aku bayangkan. Mungkin, aku belum cukup dewasa untuk menghadapi permasalahan-permasalahan hidup. Aku masih mudah menyerah pada dunia. Aku tau, masalah itu ada untuk membuat ku lebih dewasa, untuk membuatku lebih kuat. Hahhh ! tapi mengapa aku masih saja cengeng hingga saat ini? Ingin rasanya meluapkan semua isi hati, ingin rasanya berteriak sepuasnya, tapi sudahlah ini hanya proses kehidupan menuju suatu pendewasaan. Aku ingin jadi yang terbaik bagi orang-orang yang aku sayang. Aku ingin membahagiakan orang-orang yang aku sayang. Aku sayang kamu mas, aku ingin jadi yang terbaik untuk kamu, aku ingin buatmu bahagia. Walau aku tau itu bukan hal mudah karena aku hanyalah seorang yang banyak memiliki keterbatasan. Aku hanya berharap mas bisa tulus untuk pahami,mengerti, dan menerima semua yang ada pada diri aku. Semua tentang aku dan kehidupanku, aku dan permasalahanku, aku dan sifatku. Maaf jika selama ini aku hanya bisa menangis ketika dihadapkan oleh permasalahan hidup, aku belum begitu mengerti bagaimana cara mengatasinya, aku belum cukup kuat, dan aku masih rapuh dan mudah menyerah. Maaf aku belum bisa menghadirkan sosok terbaik dari diri aku. Tapi aku kan terus berusaha semampu aku untuk terus lakukan yang terbaik. Terus kuatkan aku ketika aku lemah, bangkitkan aku ketika aku jatuh, yakinkan aku ketika aku ragu, bimbing aku ketika aku tertatih, ajari aku ketika aku belum mengerti, dan ingatkan aku ketika aku lupa..
Tetaplah menjadi penerang dan penyejuk hati ini selamanya .

_litleprincess_

Jumat, 02 September 2011

bidadari senja

gerimis turun merajut senja
bias mentari ditenun jadi seikat pelangi

engkau menuruni lembah hatiku
bidadari senja,
kau selalu membuatku yakin.

cinta adalah bukti
cinta adalah pasti
dan kau adalah bait terindah puisi yg dibuat tuhan untukku
kau keindahan tak terganti
diantara langit dan bumi.


+puisi ini ditulis pd surat cinta utk putri centil.

by. ksatria khayalan

mawar di malam purnamamawar di malam purnama

sekuntum mawar merah di tengah malam
harum tubuhmu mengubah angin menjadi desiran darah
membuncah, bergelora.
ku cium keningmu
jantungku membuncah

terjaga di tengah purnama
berselimut kabut lembut
terbangun aku memandangmu jelita malam
lebih indah dari mimpi.


saat kangen mendera di tengah malam
01/09/11

utk : putri centil
by. ksatria khayalan

seikat pelangi

lihatlah gerimis berbaris
di tipis senja di taman itu
pendar-pendar mentari di atas dedaunan basah
tiada yg indah dari cakrawala cinta
ktika bening tetes hujan menggenang di lekuk merah
bibirmu senyum terkulum
ada seikat pelangi di balik senyummu
terurai dalam larik puisi.

di ruang sunyi
01/09/11
by. ksatria khayalan

setangkai purnama

ketika pagi mengembun di atas kuntum anggrek
ku lihat bulan di atas halaman
ku petik untukmu
pengganti mawar yg pagi ini belumlah mekar

untukmu setangkai purnama
sebuah damba
menemukan wajahmu tersenyum
ketika ku terbangun
serasa mimpi indah baru berlangsung.

di ruang sepi 01,09,11
by: ksatria khayalan

Rabu, 31 Agustus 2011

lebaran

sekarang adalah hari lebaran. pada hari lebaran ini aku dan keluargaku menghabiskan waktu berdiam diri di rumah. ga ke mana-mana.!
setelah solat ied, cuma salam-salaman di masjid dengan tetangga sekitar. abis itu pulang ke rumah. di rumah kami pesta kere. sejelah kenyang, tidur-tiduran deh. cuaca cukup panas siang ini.

pagi-pagi aku dpt telpon dr si putri centil. senangnya hatiku dpt telpon dari dia..
ingin rasanya aku minta maap sambil mencium keningnya. jika saja dia ada di dekatku, pasti udah ku lakukan itu. maap sayang, mas belum bisa hadir di hadapanmu saat ini. dengan segenap ketulusan, mas minta maaf atas kekurangan dan kesalahan mas padamu. dengan ketulusan jg, semua salahmu udah mas maafin/.
sayang mas selalu tercurah untukmu. 'jkesatria khayalan'

Jumat, 12 Agustus 2011

ketika. . . .ketika. . . .

aku tak tega melihatmu menangis. ku berikan pundak ini untuk kau bersandar ketika kau lelah, aku beri dada ini untuk kau rebahkan kepala dan tubuhmu.
bila seluruh dunia telah menjauhimu, seluruh alam memusuhimu, ketika kau merasa lelah, ketika kau merasa berat, Aku dan aku yg paling dekat denganmu, aku yg selalu menyayangimu, aku yg akan membantu mengangkat bebanmu, aku yg akan menguatkanmu..
kamu ga sendirian. bila kau menangis, aku yg akan menghapus air matamu.
aku yg menyayangimu. aku yakin kamu mampu mengatasi ini semua. kamu adalah perempuan hebat dan tangguh.

utk "putri centil"

Selasa, 09 Agustus 2011

tanpa judultanpa judul

aku mencintaimu hanya mengharap sayangmu padaku. jika kau tanyakan mengapa ku harus cinta padamu, tanyakan juga pada hatimu mengapa kau menyayangiku dinda. bagiku cukuplah apa yg ada padamu, cukuplah apa yg telah kamu beri padaku sebagai alasan mengapa aku harus tetap sayang padamu.
aku ingin ada untukmu disaat bagaimanapun dan kapanpun. ijinkan aku menyimpan hatimu di dalam hatiku. cinta dan sayangmu adalah ruh hidupku.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Cukuplah apa yang ada padamu

Tak usah kau banyak berterimakasih padaku. Berterimakasihlah pada Allah yang telah mengirimku untuk mu. Aku yakin, ini bukan sebuah kebetulan, namun sudah digariskan di buku kehidupan.

Yang aku beri selama ini hanya sebatas itu, karena aku tak memiliki materi untuk ku persembahkan, untuk menyenangkan keinginanmu. dan aku pun tak bisa menjanjikan kesenangan hidup, tetapi mungkin aku bisa memberikan kebahagiaan. Kamu pun sudah lebih dari cukup bagiku. Kamu sudah memberikan segalanya, bahkan ketika aku tak memintanya. Kehadiranmu cukup memberikan angin segar dan jiwa kehidupan dalam ragaku.

Cukuplah apa yang ada padamu untuk ku. Itu merupakan karunia dan anugerah terindah yang pernah ku miliki. Akan ku jaga itu.


"Ksatria Khayalan"

Jumat, 05 Agustus 2011

YOU !

KAMU=PERFECT

Cintamu lengkapi hidupku..

Tahukah kamu apa yang ada di benak dan fikiranku saat aku memandangi teduhnya wajahmu? Aku tak pernah menduga sebelumnya bahwa kamu adalah orang yang akan menyayangiku dengan sepenuh hatimu. Kamu mampu membuatku merasa bahwa aku adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini, membuatku merasajika aku merupakan wanita yang beruntung bisa mendapatkan cinta, kasih, dan sayang dari orang sepertimu. Aku berharap memang kamulah orang yang dikirim Tuhan untuk ku, untuk berada di sampingku, untuk bisa aku sayangi. Aku akan sangat bersyukur bahwa kamu memang tercipta untuk ku. Kamu begitu sempurna dimataku, perasaan bahagia ketika berada disampingmu tak bisa terungkapkan oleh apapun. Belum pernah sebelumnya aku dipertemukan dengan orang sebaik kamu, setulus kamu, sesederhana kamu, semisterius kamu, dan sesempurna KAMU. Aku selalu berusaha untuk menyayangi mu sekedarnya saja, namun ternyata itu sulit karena semakin hari rasa sayang ini terus tumbuh dengan subur hingga aku benar-benar, sungguh-sungguh,dan terlalu menyayangimu. Rasa inilah yang kadang membuatku bersikap tidak wajar dan terkesan berlebihan terhadapmu, ya karena aku sangat menyayangimu.

Aku yakin kamulah orang yang mampu membahagiakan ku selamanya. Kamu adalah sosok yang aku butuhkan untuk ada di sisi ku di setiap langkahku. Kamu cukup tahu apa yang aku inginkan. Kamu adalah sosok baik hati yang bisa menerima, memahami, dan mengerti segala kekurangan serta sisi buruk ku. Kamu adalah orang yang bisa membuatku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kamulah orang yang sanggup menguatkan aku ketika aku jatuh, ketika aku rapuh, ketika aku lemah. Kamu adalah orang yang mampu meyakinkan aku ketika aku ragu dan bimbang. Kamulah orang yang telah memberikanku banyak pelajaran tentang kehidupan. Kamu adalah orang yang bisa menuntunku untuk lebih dewasa dalam menghadapi persoalan hidup. Kamu telah mengajarkan ku untuk bisa lebih menghargai hidup.

Terimakasih untuk segala hal yang telah kamu persembahkan untukku, aku telah cukup bahagia bersamamu, bisa berada di sisimu. Terimakasih karena kamu telah memilih aku untuk menjadi orang yang kamu sayangi. Aku bahagia bisa menyayangmu. Dengan segala keterbatasan yang aku miliki ini, izinkanlah aku untuk terus belajar agar bisa lebih menyayangimu dengan sepenuh hati, mengerti kamu, memahamimu, menghadapi kamu, dan memperhatikanmu dengan setulus hati. Aku ingin menggapai cita dan cinta bersama kamu. Aku akan berusaha untuk selalu menjadi yang terbaik untuk kamu. Aku sayang KAMU..

30.07.11

~LitlePrincess~

Senin, 01 Agustus 2011

Inikah Pelayanan Birokrasi kita??

Pertanyaan yg sampai sekarang masih ada di kepalaku soal birokrasi pemerintah adalah tidak pernahkah ada pelayanan birokrasi pemerintah yang simpel dan menyenangkan??? Hampir semua orang sepakat kalau pelayanan birokrasi kita sangatlah buruk. Sangat kontras ketika kita berkunjung ke sebuah bank, atau perusahaan swasta. Begitu kita memasuki kantor, kita akan dibukakan pintu oleh satpam atau petugas dengan senyum sambil menawarkan bantuan. Ketika kita mengungkapkan maksudnya, dia akan menjelaskan dan membimbing kita harus ke mana.

Setelah kita melewati petugas di pintu masuk, ketika kita menghadap staf atau customer service, lagi-lagi kita diberi senyum dan ditanya maksud dan keperluannya. Walaupun ada yang ribet urusannya, tetapi kita dilayani dengan sangat baik dan ramah. Bahkan tak jarang kita diberi kemudahan untuk mengatasi urusan kita. Dengan demikian, walaupun kita gagal untuk suatu urusan di bank misalnya, kita tetap tidak kecewa karena mendapatkan sambutan dan pelayanan yang menyenangkan.

Mari kita bandingkan dengan birokrasi pemerintah kita.!! Suatu hari aku terpaksa harus berurusan dengan birokrasi kampusku. Karena suatu hal aku tidak dapat membayar SPP selama 3 semester. Untuk pengajuan keringanan atau pembebasan SPP sudah ditutup. Singkat cerita, aku mencoba mendatangi pihak rektorat untuk meminta kebijaksanaan.pada tanggal 29 Juli 2011 jam 09:00 WIB. Karena aku bisa terancam DO administrasi. Awalnya aku mencoba mendatangi langsung rektor. namun sebelum bisa bertemu dengannya, aku harus berhadapan dengan stafnya. Aku di tanya maksud tujuanku. Setelah dijelaskan, sang staf rektor bukannya mempersilahkan aku untuk bertemu, tetapi malah menyuruhku membuat surat permohonan tertulis yagn ditujukan kepada rektor. Katanya, dengan surat itu rektor bisa memberikan kebijakan apa yang perlu.

Maksudku adalah agar rektor mendengar sendiri penjelasanku. Kalau urusan mengajukan surat permohonan, sebenarnya aku sudah menduga bakal bagaimana jadinya. Aku berpikir positif saja. Aku tulis surat yang isinya permohonan kebijaksanaan untuk pembebasan SPP beserta alasannya. Siang hari aku kembali menghadap staf tersebut. Aku pikir aku akan diperkenankan menyerahkan sendiri ke rektor, tapi ternyata aku harus mengagendakan dahulu di bagian tata usaha, lalu diserahkan ke staf rektor. Setelah di sana, aku malah di suruh pulang dan menunggu tindakan dan kebijakan rektor terhadap surat itu. Aku ddiminta datang lagi sore hari untuk menanyakan kelanjutan suratnya.

Sekita jam 3 sore aku kembali ke gedung rektorat. Aku menanyakan kelanjutan surat tersebut. Katanya surat sudah didisposisi dan di serahkan ke bagian tata usaha untuk kemudian ditindaklanjuti ke bagian Biro Akademik dan Administrasi Kemahasswaan. Setelah menanyakan surat di bagian TU, aku diminta menyerakan langsung ke bagian BAAK. Waktu itu sekitar jam 15:20, dan kantor tutup pada jam 4 sore. Tapi ketika aku masuk ke ruangan bagian BAAK, SEPI..!! tidak ada orang satu pun. Untung waktu itu aku bertemu salah satu pegawai, atas saran pegawai tersebut, surat itu disuruhnya diletakkan di meja.

Pada saat itu aku berpikir jika ada orang iseng mengambil surat saya dan menjadikannya bungkus kacang, maka selesai sudah urusan karena tidak ada yagn tanggungjawab. Karena waktu sudah sore hari, aku terpaksa harus kembali pada hari senin untuk menanyakan kelanjutannya.

Pada hari senin, 1 Agustus 2011 aku kembali mendatangi rektorat. Sekitar jam 09:30 pagi saya mensatroni kantor rektorat yang megah. Masih lumayan sepi. Apa mungkin karena ini hari pertama puasa, jadi pegawai masuk siang atau bahkan mungkin libur. Ah, ga mungkin libur, pikirku.! Kalau aku punya sedikit niat iseng, bisa saja aku masuk salah satu ruangan yang sepi untuk mengambil berkas-berkas penting untuk aku buang. Pasti tidak ada yang curiga dan tidak ada yang tau, pikirku. Untungnya aku orang yang cukup baik hati dan ga suka iseng (kadang dikit2 iseng).

Langkahku langsung ku ayun ke salah satu ruangan di lantai 1 rektorat, tepatnya di sebelah selatan. Aku melongok ke dalam, hmmm...sepi juga. Hanya ada satu pegawai di ruangan itu yang sedang asik ngobrol dengan tamu. Tapi entah di dalam ruangan dalam yang tertutup, di ruangan itu ada orang atau tidak. Karena di ruangan itu ternyata ada beberapa ruangan lagi yang tertutup. Mungkin itu ruangan para kepala biro, karena di pintunya tertulis demikian.

Aku langsung mendatangi satu-satunya pegawai yang ada di situ dan mengutarakan maksudku. Kemudian dia berkata
"oh mau nyari surat ya mas. coba nanti tanya ke Bu Maya. Duduk dulu aaja mas", katanya disela-sela pembicaraannya dengan tamunya itu.

Ya sudah aku duduk dengan santai sambil melihat-lihat sekeliling ruangan itu. Tak lama kemudian ada ibu-ibu dengan pakaian yang menurutku kurang pantas jika ingin berkunjung ke kantor pemerintah. Ibu-ibu itu langsung masuk ke ruang yang bertuliskan Kepala Biro Akademik dan Administrasi Kemahasiswaan. Selang beberapa saat ibu itu keluar lagi. oh ternyata di dalam ruangan itu ada orang toh. Dan akhirnya aku tau kalau itu ruangan Bu Maya. Tidak lama kemudian seorang ibu-ibu pendek dan berkerudung dan mengenakan pakaian seragam keluar dari dalam ruangan itu dengan raut muka manyun dan kesal. Setelah aku nguping pembicaraan Bu Maya dengan beberapa pegawai yang sudah datang di situ, baru aku tau kalau Bu Maya tidak suka dengan kelakuan ibu-ibu yang barusan masuk ruangannya.

"aku iki kesel lho sama ibu yagn tadi. Bukannya aku ga mau menghormati, tapi ya kalau datang pake pakean yang sopan gitu lho. udah gitu tiap semester selalu datang dengan urusan yang sama. Minta kringanan SPP. Udah saya bilang dari dulu kenapa ga mengajukan keringanan atau pembebasan waktu dibuka pendaftaran", "udah gitu datangnya ga sopan lagi".

Tak lama kemudian ada petugas yagn mencoba mencarikan surat yang saya maksud. Setelah mencari ke sana ke mari, dia tidak menemukannya. Akhirnya saya disuruh langsung masuk ruangan dan menanyakan ke Bu Maya. Dan benar saja, ternyata surat saya masih ada di mejanya. Dengan tanpa menoleh ke arahku, bu maya menanyakan maksud kedatanganku. Ia langsung menduga bahwa aku mencari surat permohonan keringanan SPP. Dengan ngomel-ngomel yang ga jelas dan tidak terdengar oleh telingaku, dia menunjuk surat di atas mejanya.

"itu mas suratnya. Surat kaya gitu ya ga saya tanggapi ya. Gada lampiran apa-apa. kalo mau mengajukan keringanan ya harus ada lampiran SKTM, KK, slip gaji orang tua. kalau kaya gitu sih apa.."

"kenapa sih ga mengajukan pembebasan SPP waktu itu, yang resmi?. males saya ngurusnya yang kaya gitu. udah tau ga mampu, tapi ko kaya gitu" (dengan wajah ditekuk dan asik memandang layar komputer).

Baru saja aku mau memberi penjelasan, ia langsung "mengusir" aku ke luar ruangan.
"udah sana ke luar. Bawa tuh suratnya ke luar".

Dengan kecewa aku pun keluar. Ketika aku pamit pun ia tidak menoleh dan memberi jawaban apa-apa padaku. Bukan soal ditolak atau diterimanya surat permohonanku, tapi apakah harus dengan sambutan yang seperti itu? Kalau saja dia bersikap ramah layaknya pegawai bank, mungkin saya tidak akan kecewa dan sakit hati seperti ini.

Kadang aku berpikir bagaimana seandainya posisi dia ada di posisiku sekarang. Aku pun teringat ucapan dia dengan pegawainya tadi "bukannya aku ga menghormati, ga nerima baik-baik, tapi kalau datang yang sopan, pake pakean yang sopan lah."
Padahal aku datang dengan memakai baju kemeja batik, celana bahan, memakai sepatu. Cukup rapih kan? dan ketika aku datang dan masuk ruangannya pun aku berusaha sesopan dan seramah mungkin. Tapi apa sambutannya? adakah penjelasan yang jelas agar aku berbuat bagaimana? dan setelah ini harus bagaiman? TIDAK ADA.!!

Itu hanyalah sekeluit gambaran pelayanan birokrasi kita yang kacau. Tak heran kalau masyarakat sungkan jika harus berurusan dengan kantor-kantor pemerintah. Menjijikan sekali. Mana reformasi birokrasi? mana revitalisasi birokrasi? mana birokrasi berbasis pelayanan?? semuanya cuma bohong. Sebesar institusi universitas saja, yang di dalamnya paling tidak berpendidikan tinggi, tempat orang-orang yang mengaku pintar, tetapi sebegitu buruknya pelayanan.


Rabu, 27 Juli 2011

aku???

aku bosan dengan penat
aku bosan dengan berat di kepalaku
aku lelah dengan langkahku
aku bingung dengan fikirku
aku muak dengan aku
kenapa dengan aku????


~27/07/2011~
Ksatria Khayalan

Denting Jiwa

Aku menemukan sebuah file. Sebuah tulisan yang berjudul "DENTING JIWA". Entah apa maksudnya, entah untuk siapa ditujukan, aku hanya ingin menyalinnya kembali dalam blog ini. Mungkin hanya penulisnya saja yang memahami makna tulisan itu. begini bunyi tulisannya:

Denting Jiwa

Terseok-seok aku menggapai nya, sementara denting jiwa bergejolak

Dalam lautan cinta, yang tergenangi api asmara, bergejolak hebat

Kembali ku merenungi belantara jiwa

Ku osak-asik, ku raba-raba

Dalam peluh jiwa, berharap cinta itu masih ada

Jiwaku ternganga, bak pohon meranggas

Menggugurkan semuanya, lidahku kelu tuk berkata

Dari sisi mana lagi ku harus mengeja?

Denting jiwa bergemuruh

Meluluhlantahkan jiwaku yang rapuh

Denting raga membahana, mencari-cari labuhan muara cinta..

_ry13062005_


Itulah bait-bait kata yang ditorehkan oleh sang penulisnya.