Halaman

Minggu, 04 Oktober 2015

Cuma Kamu yang Tau




Cuma kamu yg tau bagaimana air mata ini menetes dan jatuh. Cuma kamu yg tau kapan air mata ini terjatuh. Hanya dihadapanmu aku tak malu menumpahkan kesedihan atas beban masalah dan keluh kesah. Tak ada orang lain yang tau kapan aku bersedih, kapan aku menangis, kecuali saat ku kecil. Setelahnya, tak pernah seorangpun tau kecuali kamu.

Iya, hanya kamu yg tau betul bagaimana sosok rapuhku. Bukan pada teman-temanku, sahabatku, adik-adikku, bahkan orang tua ku pun tak pernah tau kapan dan bagaimana air mata ini tumpah.

Kamu bisa lihat, dan tanya pada orang-orang, saat menyaksikan jenazah ibu ku pun, tak ku tumpahkan kesedihan dan air mataku.. Orang menganggap aku tegar. Orang menganggap aku sabar dan tabah. Tapi, mungkin kau paham sisi tersembunyiku.

Saat orang lain bilang aku tabah, tentu kamu tau kalau sebenarnya aku gundah. Saat orang lain melihatku tegar, kamu paham kalau sebenarnya aku sedih dan cengeng. Saat orang lain menganggapku kuat, kau tau kalau sebenarnya saat itu aku rapuh. Saat orang lain menilai aku mandiri, kamu tau sisi manjaku.

Iya, cuma kamu yang paham itu. Dan hanya padamu aku tunjukkan sisi lainku. Bukan pada orang lain, bahkan orang tuaku pun tidak. Itu karena aku percaya padamu. Itu karena aku ingin berbagi denganmu. Agar kamu tau semua tentangku, bukan dari luar, tapi dari bagian terdalam jiwaku. Aku mempercayakan padamu, agar kita bisa berbagi kekurangan kita dan menerima serta melengkapinya masing-masing.

Cuma kamu yang aku mau. Bukan yang lain. Bagaimanapun kamu, aku hanya inginkan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar