Halaman

Selasa, 19 Januari 2016

Jejak Masa Lalu di Mana-Mana

Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu. Tapi tetap saja sepertinya sulit bagiku untuk melupakan begitu saja. Masih saja menyisakan ruang luka di hatiku. Masih teringat bagaimana sulitnya aku berusaha segala macam. Mulai dari berusaha memahami, berusaha mengerti, berusaha sabar, berusaha menuruti, berusaha untuk memperbaiki masa depan, berusaha mengumpulkan rejeki untuk nikah dsb.. Boleh dibilang di sini saya mencoba mengungkit-ungkit.

Terlalu sulit melupakan. Terlalu banyak jejak yang ditinggalkan disini. Tiap sisi dan sudut kota ada jejak masa lalu. Tiap yang saya pakai, mulai dari baju, sepatu, celana, jaket, handphone, ada jejak masa lalu yang menempel di sana. Belum lagi, tiap ku susuri jalan-jalan di kota ini, ada jejak dan bayang masa lalu yang tertinggal di sana. Bahkan saat aku merebahkan tubuhku di kosan, di sana juga ada jejak masa lalu. Motor yang tiap hari ku tumpaki pun ada bekas-bekas masa lalu. Terus, harus lari kemana diriku agar terlepas dari bayang masa lalu??

Satu-persatu bekas-bekas masa lalu sudah aku singkirkan. Mulai dari foto, bahkan sampai pakaian, hp pun mulai tak ku pakai lagi. Sebab hanya sakit tiap ku mengingatnya. Sakit!! Tapi aku sadar, mungkin ga mungkin bisa semuanya aku buang. Kalaupun harus aku buang, tetap saja aku tak bisa berlari menghindar dari bayang masa lalu. Selama aku masih di kota ini, selama aku masih menaiki motor yang sama, selama masih memakai baju yg sama, selama itu pula aku tak bisa benar-benar pergi jauh dari masa lalu. Masih berkutat tak jauh dari pusaran masa lalu.

Kurang ajar!! Masa lalu ternyata bukan ada jauh di belakang, tapi terus mengikutiku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar