Halaman

Jumat, 16 April 2010

Khotbah Sang Malaikat Malam


Dalam sebuah percakapan yg panjang lebar dikali tinggi....Sang Malam mendapatkan khotbah dari Malaikat Malam yang datang untuk memberikan kedamaian pada sang malam yang selalu sunyi...
Begini khotbah Sang Malaikat malam itu.....


Bila telapak tanganmu berkeringat, hatimu dag dig dug, suaramu bagai tersangkut di tenggorokan, itu bukan cinta, tetapi SUKA.

Bila tanganmu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya,
itu bukan cinta tetapi BERAHI.

Bila kamu menginginkannya karena tahu ia akan selalu disampingmu,
itu bukan cinta tapi KESEPIAN.

Bila kamu menerima pernyataan cintanya karena kamu tak mau menyakiti hatinya,
itu bukan cinta tapi KASIHAN.

Bila kamu bersedia memberikan semua yang kamu sukai demi dia,
itu bukan cinta tetapi KEMURAHAN HATI.

Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang,
itu bukan cinta tetapi KEMUJURAN.

Bila kamu mengatakan kepadanya bahwa ia adalah satu-satunya hal yang kamu pikirkan,
itu bukan cinta tetapi GOMBAL.

Ketika kamu mencintainya, ketika kamu MENERIMA SEMUA KEKURANGAN DIA, karena itu adalah BAGIAN DARI KEPRIBADIANNYA.
Ketika kamu RELA MEMBERIKAN HATIMU, KEHIDUPANMU, BAHKAN KEMATIANMU.
Ketika HATIMU TERCABIK BILA IA SEDIH, dan BERBUNGA BILA IA BAHAGIA.
Ketika kamu MENANGIS UNTUK KEPEDIHANNYA, biarpun ia cukup tegar menghadapinya.
Ketika kamu tertarik kepada orang lain tetapi kamu masih SETIA bersamanya.

CINTA adalah PENGORBANAN. MENCINTAI BERARTI MEMBERI DIRI.
CINTA adalah KEMATIAN ATAS EGOISME dan EGOSENTRISME.
Kadang itu menyakitkan, tetapi itulah harga yang harus dibayar….Untuk sebuah CINTA.

Semua diatas adalah kata perumpamaan, tapi awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia……



untuk beberapa lama Sang Malam termenung, mencermati tiap kata yang terlontar dari ucapannya.....
Mendapatkan sebuah pelajaran yang maha penting, yg sebenarnya selama ini Sang Malam cari.
Dalam sebuah pengembaraan yg tak pernah menentu, akhirnya ia menemukan sebuah jawaban yg tidak pernah ia peroleh dalam pengalaman empiris...

Terimakasih wahai malaikat malam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar