Halaman

Minggu, 01 Agustus 2010

Dialog Imam Abu Hanifah dengan orang atheis


Diriwayatkan bahwa Imam Abu hanifah adalah bagaikan sebilah pedang yang sangat tajam di mata kelompk Ad-Dahriyyah. Karena dia selalu menang dalam berdebat dengan mereka. Kelompk Ad-Dahriyyah adalah sekelompok orang yang menuhankan masa (waktu) dan berangapan bahwa kehidupan manusia hanya di dunia ini, tidak ada kehidupan lagi setelahnya karena sel-sel tubuh manusia akan rusak setelah terkubur di dalam tanah.

Pada suatu hari, ketika Imam Abu Hanifah sedang berada di dalam masjid, kelomok ini berniat menyerang dan membunuhnya, sehingga mereka tidak akan tergangu denganperkataan-perkataannya. Tetapi ketika mereka hendak membunuhnya, Imam Abu hanifah berkata dengan penuh keimanan dan keteguhan hati, “jawablah pertanyaanku tentang satu permasalahan, setelah itu perbuatlah sesuka hati kalian”.

Mereka berkata, “bertanyalah”

“apa pendapat kalian jika sebuah perahu yang penuh dengan muatan dan beban berlayar di tengah samudra yang luas. Meskipun diterjang ombak dan badai yang sangat besar, perahu itu tetap berjalan dengan tenang dan tak goyah sedikitpun, padahal tidak ada seorang nahkoda yang mengendalikannya?”

“ini sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal”

“Maha Suci Allah, jika tidak mungkin ada sebuah perahu yang berjalan di tengah lautan tanpa nahkoda yang mengendalikannya, maka bagaimana mungkin alam semesta yang luas dan terdiri dari berbagai macam bentuk dengan gerakan yang berbeda ini ada tanpa ada yang menciptakan dan memeliharanya”, ungkap Abu hanifah.

Mendengar penjelasan itu, mereka terkejut dan berujar, “engkau benar, wahai Imam”.

Kemudian mereka masuk Islam dan kembali ke rumah masing-masing dengan hati yang telah bertaubat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar