Halaman

Senin, 03 Januari 2011

Apakah dia Cinta?? (analisa teoritis)

Aku bingung menafsirkan seorang perempuan suka dengan ku atau tidak. Selama ini aku belum paham soal ini, karena memang aku belum pernah mengalami pacaran. Gara-gara aku tidak paham soal ini, aku pernah dikatai sebagai orang yang ga peka. Soalnya dulu pernah ada seorang perempuan yang suka padaku, tapi aku ga menyadarinya. Aku tau kalau dia suka itu dari temanku yang lain, yang padahal dia tidak mengenal perempuan itu.

Saat ini aku sedang menyukai seorang perempuan. Perasaan ini sama persis seperti dulu aku pernah menyukai seseorang. Aku berkesimpulan kalau aku jatuh cinta padanya. Padahal sebelumnya aku sempat berpikir tidak mau jatuh cinta lagi gara-gara bertepuk sebelah tangan. Tetapi tiba-tiba saja perasaan itu muncul lagi.

Sejauh ini hubunganku dengannya dibilang sangat dekat. Bahkan aku berkesimpulan kalau dia pun menyukaiku, tapi entah lah. Selama ini dia sering jalan bareng dengan ku. bahkan aku merasakan kalau sikapnya padaku berbeda, terkesan lebih manja atau seolah memberi sinyal harapan padaku untuk mendekatinya lebih jauh. Dari bicaranya, dari gerak tubuh, ekspresi ketika berbicara denganku seolah memberi sebuah jawaban kalau dia juga menyukaiku.

Analisa Teoritis

Dalam tradisi interaksi simbolik, simbol-simbol yang diberikannya padaku dalam berinteraksi memang seolah memberi makna kalau dia suka padaku. Mungkin karena dia perempuan yang mempunyai prinsip "cewe ga boleh nyatain cinta ke cwo", dia hanya bisa memberikan sinyal padaku berupa "simbol-simbol" melalui bahasa, gestur, isyarat dan lain sebagainya yang bermakna serupa dengan "aku suka kamu".

Persoalannya adalah bahwa dalam interaksi simbolik, sebuah makna dapat bermakna sosial ketika terjadi interaksi dan kesepakatan bersama tentang makna itu. Dalam kaitan ini, aku memiliki makna dalam pikiranku kalau aku suka padanya, begitu juga dengannya. Namun makna ini masih bersifat arbitrer (sembarang) karena hanya makna sepihak dalam pikiran (mind) masing-masing individu. Ada 3 premis dalam interaksi simbolik yaitu: mind, self, dan society.

Dalam kasus ini, makna cinta baru pada tahap mind dan self. Karena baru pada pemikiran dan subjektivitas individu. Meski secara tidak langsung telah diinteraksikan, namun belum memperoleh kesepakatan tentang makna bersama tentang "cinta" itu.

Untuk dapat menjadi sebuah makna sosial (makna bersama) perlu ada komunikasi dan kesepakatan di antara indiidu-individu yang terlibat interaksi. Artinya makna cinta atau "aku suka kamu" dari masing-masing individu itu harus disampaikan dan mendapatkan tanggapan yang serupa juga, agar masing-masing memiliki kesepahaman makna. Jika hanya berasumsi masing-masing, makna simbol "aku cinta kamu" belum bisa di terima. Nah lho...??

Jadi kalau gitu aku harus bilang ke dia kalau "aku cinta kamu",? dan harus mendapat jawaban yang serupa agar makna cinta diantara keduanya semakna. Singkatnya kalau ingin tau dia cinta apa tidak, ya harus ngomong donk.. fiuuuhh....
(kena sendiri dech.....)

1 komentar: