Halaman

Jumat, 04 Maret 2011

sebuah buku harian putri centil

Ga sengaja waktu aku membuka laptop putri centil, ku temukan file yg membuatku penasaran. Ku buka file itu.Ku baca judulnya 11 maret dan satu file lg aku lupa judulnya.

Ternyata itu adalah curhatan putri centil. Ku baca kisahnya. itu adalah kisah cintanya bersama mantannya. Tak terasa mataku brkaca-kaca membaca kisahnya. cukup memilukan.

Kisah cintanya selama 3 tahun akhirnya berujung luka yg sangat pedih. Dia telah menyimpan kepedihannya sejak lama. kurang lebih di tahun kedua,dia mulai merasakan derita. Cowonya pernah menyukai teman dekatnya, dan itu dikatakan langsung dihadapan putri centil.
Bahkan, pernah ketauan kalau cowonya sempat berpacaran, tapi cowonya ga mau diputusin. Menurutnya, cowonya adalah tipe orang yg otoriter, suka memaksa, bahkan nekat dan kasar. Pernah suatu hari cwowonya menamparnya.Padahal jelas jelas cwo'a yg salah.

Akhirnya kisah cintanya brakhir tgl 11 maret 2010. Namun semenjak putus, cowonya ga trima. ia msh ingin menjalin hubungan. akhirnya dijalani hubungan tanpa status. katanya, ia akan membuktikan bahwa ia akan memperbaiki sikapnya agar putri centil mau menerimanya kembali.

Setelah beberapa bulan menjalani HTS, tidak ada perubahan sikap. hanya janji kosong yg diberikan. Hingga pada akhrnya pd akhir november mereka benar2 putus, dan ga ada kesempatan lagi.

di akhir ceritanya, putri centil menulis puisi begini :

dulu aq selalu diam dg smua sikapmu.
kau selalu pergi setelah sakiti aku.
ku pendam semua sedih.
ku menangiskan sendiri.
semua yg ku lakukan selalu salah di depanmu.

kini ku pergi,
jgn tahan diriku,
aku tak tahan lg menghadapi dirimu.
bukan aku brlari,
hanya ingin sendiri.
kamu bukan untukku,
aku bukan untukmu.

mungkin bila aku pergi,
kamu akn mengerti.
aku manusia biasa yg mempunyai hati.
sebenarnya aku sakit meninggalkan dirimu.
tapi aku lebih sakit bila harus bersama kamu.



itulah sepenggal kisah masa lalunya. aku jd tak tega utk membacanya. aku akan berusaha menjadi pengobat luka traumanya.
dia udah mempercayakanku sebagai orang yang mampu membahagiakannya dan mampu jd pelipur lara.

aku sayang kamu wahai putri centil...


"pangeran tengil"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar