Halaman

Sabtu, 13 Juni 2015

Percayalah

Percayalah sayang, aku hanya ingin mencintaimu bukan sebagai pacar. Aku ingin mencintaimu sebagai istri. Untuk itulah aku lebih fokus berjuang mewujudkannya. Tapi jika kau keberatan dengan langkahku, maka silahkan cari laki-laki di seluruh penjuru jagat raya ini, aku yakin niscaya kau akan kembali padaku. Sekuat apapun kau menolak, sejauh apapun kau berlari, pada akhirnya kau akan menemukan cakrawalamu di titik awal. Ya, di sini!

Aku meminta pada Sang Maha Cinta, dan Dia berkata bahwa kaulah jawabanku. Aku titipkan dan minta menjagamu selama pencarianmu. Sampai kelak nanti kau akan tersadar bahwa pencarianmu, pelayaran hatimu akan berakhir dan berlabuh di tempat awal kau mulai berlayar. Di dermaga hati inilah bahtera mu akah berlabuh dan bersandar. Percayalah dan yakinlah, karena itulah takdir semesta.

Tiada kasih yang sehebat kasihku yang tersembunyi dibalik hati ini. Yang bahkan kau pun tak tau yang seutuhnya. Kasihku melebihi apa yang kau tau. Percayalah.

Dulu, ku sengaja sandarkan sejenak bahtera kita di dermaga dengan maksud aku pergi ke daratan mencari perbekalan. Karena ku tau, pelayaran kita selanjutnya adalah lebih serius dan akan mengarungi samudra serta menerjang gelombang. Ku tinggalkan sejenak di dermaga untuk kau jaga bahtera kita sementara ku cari perbekalan. Bukan maksud meninggalkanmu sendiri mengarungi lautan dengan bahtera itu. Tak ku sangka, ketika hendak kembali, kau pergi berlayar sendiri meninggalkanku di dermaga ini, terpaku sendiri.

Aku mohon pada Penguasa Lautan dan pemegang kuasa penjuru mata angin agar mengirimkan angin utara. Tak lain hanya agar kau ditiup kembali ke dermaga ini. Di tempat ku berdiri terpaku tanpa tau apa yg kutuju. Ku yakin, suatu saat ku akan melihat layar terkembang di ujung cakrawala menuju dermaga. Ya, itulah bahteramu yang kembali. Percayalah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar