Halaman

Rabu, 07 Juli 2010

Blog Ini Adalah Buku Harian dan Sejarahku

Blog ini adalah buku harianku. Jadi semua unek-unek yang ada di dalam pikiranku atau peristiwa-peristiwa sehari-hari yang ingin ku tulis, akan ku tulis di blog ini. Hanya orang iseng saja yang sengaja mencari tau isi blog ku ini. Sesama orang iseng dilarang saling mendahului (lho..?? hehehe…).

Sebenarnya tidak masalah ketika ada orang yang tak sengaja menemukan blog ku ini. Aku pun tak mempersoalkan ketika ada yang sengaja berniat ingin membaca-baca “buku harian” ini, karena aku tak berniat terlalu merahasiakannya.

Jika ada orang yang tersinggung karena namanya tersebut dalam kisah-kisah yg ku tulis dan menganggap bahwa tulisan-tulisan yang ada ini tidak etis, sebenarnya anggapan itu terlalu berlebihan. Karena sesungguhnya aku yakin tidak ada orang yang sengaja mencari blog ku ini, jika dia tidak mengenalku. Kemungkinan kedua adalah memang orang itu sengaja ingin cari tau atau bahasa kerennya “ngoprek” tentangku.

Persoalan etis dan tidak?

Aku pikir semua tulisan ini jauh lebih “etis” ketimbang orang yang sengaja “mempergunjingkan”, menghujat, mengejek, memaki orang lain dengan jelas atau bahasa halusnya “curhat” lewat wall di Facebook yang dapat dipastikan semua orang yang sedang aktif akan membacanya.!!

Terkadang ketika ku coba mengomentari wall to wall beberapa teman yang sedang curhat-curhatan dengan temannya di facebook, malah aku dibilang sok usil, doyan ngoprek lah, atau apa lah.. ANEH..!! Salahnya sendiri curhat ko lewat wall, jelas dibacain orang laah. Padahal setiap wall yang dia tulis itu akan muncul di home atau halaman facebook, baik sengaja atau tidak, itu bisa memancing keingintahuan orang lain, karena itu terbuka. Bahkan sering ku baca beberapa umpatan, makian seseorang lewat update status atau wall to wall kepada orang lain yang jelas tertulis. Jadi, ketika orang yang dimaksud dalam umpatan, ejekan, atau makian itu membuka facebook (FB), dapat mengetahuinya.

Mari kita sedikit menilai, etis mana orang yang menulis curhatannya sendiri (baik itu menyangkut orang lain atau tidak) lewat buku harian di web pribadi (blog), dibandingkan dengan menulisnya di wall facebook yang sangat pasti semua orang yang kebetulan aktif pada saat itu, atau bahkan orang yang sedang tidak online pada saat itu, namun di kemudian hari ia dapat mengetahuinya tanpa sengaja dan membacanya..??? Tentu kalian bisa menilai sendiri. Jadi iseng mana orang yang membaca dan mengomentari wall to wall orang dengan orang yang sengaja “ngoprek” blog orang lain?? Hehee…kena dech!!

Terima kasih ku ucapkan pada pembaca setia blog ku ini, yang bisa hampir ku pastikan hanya ada 5 (lima) orang yang mengunjungi blog ini. Selebihnya, orang yang pernah mengunjungi, aku yakin orang itu tidak sengaja menemukan blog ini ketika menggunakan mesin pencari google untuk mencari suatu artikel untuk bahan pelajaran, tugas, atau apapun itu. Sama seperti kasusku yang tak sengaja menemukan blog yang isinya buku harian, dan ternyata si pemilik blog itu temanku sendiri. Sampai sekarang aku masih sering mengunjungi blognya untuk sekedar membaca kisah hidup orang yang mungkin menjadi pengalaman yang berharga bagiku. (untuk yang merasa, ga usah malu ya…hehehe… ;~P. Tetaplah kau menjadi bintang nayla di sana seperti nama yang pernah kau pakai di FS dan FB).

Ternyata banyak kisah hidup orang yang unik dan menyenangkan atau bahkan ketika itu kisah buruk, itu bisa berguna bagi ku ketika menghadapi kasus serupa. Bahkan kita dapat melihat penilaian terhadap diri kita atau masalah yang kebetulan ssama dengan kita dari sudut pandang orang lain. Kita dapat melihat sisi lain dari kehidupan ini. Karena bukan hanya kita yang mengalami kisah hidup di dunia ini. Banyak kasus serupa namun berbagai cara dan berbeda-beda orang menghadapi dan menanggapinya.

Sejarah Harus Ditulis

Bila ada kesamaan nama, tokoh, karakter atau kisah dalam tulisan-tulisan di blog ini, itu adalah bukan kebetulan semata, tapi memang bener (hehehe...). Bagi yang tersinggung karena namanya tercantum dalam salah satu kisah, atau keseluruhan, aku minta maaf. Semua kisah yang ada adalah dari sudut pandang dan subyektivitas penulis semata. Tetapi, penulis mencoba menampilkannya apa adanya, karena sejarah harus tetap ditulis dengan jelas betapapun pahitnya.

Seperti apa yang pernah dikatakan oleh guru bangsa kita, Bung Karno; “JASMERAH” (jangan sekali-kali melupakan sejarah!!). Mungkin ini adalah kesalahan fatal bangsa kita selama beberapa dekade terakhir karena mengabaikan nasihat orang tua. Sejarah diputarbalikkan, sejarah disembunyikan sehingga kita sebagai generasi penerus tak pernah mengetahui kisah yang sebenarnya. Kita tidak pernah mengetahui jati diri bangsa kita yang sebenarnya, dan kita tidak bisa belajar dari pengalaman pahit masa lalu.

Tulislah sejarahmu, ukir masa depan dengan ketajaman pena dan daya pikirmu. Berimajinasilah sekuat daya pikirmu, lalu wujudkanlah.!! Karena dunia harus ditulis, karena ilmu pengetahuan harus ditulis, karena kisah harus ditulis, karena itu adalah ciri sebuah peradaban mahluk yang berpikir.

Agama kita, khususnya Islam (maaf jika ini sedikit menyinggung agama) mengajarkan hal itu. Betapa pentingnya Al-Qur’an ditulis ulang, tidak sekedar dihafal agar tidak termakan jaman. Betapa pentingnya sebuah Hadits atau kisah perjalanan hidup Rasul dan para sahabat ketika menghadapi kasus tertentu sebagai ”teks” penjelas ketika mengalami kebuntuan dalam penafsiran kitab suci.

Dalam ranah hukum, bukti otentik yang tertulis jauh lebih kuat ketimbang sekedar kesaksian lewat ucapan (bagi yang paham tentang ilmu hukum mungkin lebih mengerti hal ini). Sedangkan dalam kajian hermeneutika dan semiotika, teks dan konteks sangat saling terkait dan tak bisa dipisahkan. Untuk memahami sebuah teks, kita harus memahami konteks yang terjadi. Begitupun sebaliknya ketika kita ingin memahami konteks, kita dapat melacaknya melalui teks-teks yang ada. Oleh karena itu, aku lebih suka berbicara dengan “pena” ketimbang dengan lidah, karena selain aku tidak suka banyak omong (kata orang lho..), aku bisa berbicara banyak lewat tulisan.

Epilog

Mungkin ini sedikit penjelasan dan pledoi tentang semua tulisan yang ada di “buku harian”ku ini. Aku hanya sedikit menjelaskan alasan mengapa yang ku tulis sangat terus terang tanpa menyembunyikan identitas, dari alasan etis dan tidak, sampai “legitimasi ilmiah” secara akademis ku ungkapkan. Sekali lagi, ini adalah subjektivitas dan penlaian dari perspektif penulis sendiri. Pembaca memiliki otoritas untuk membantah dengan keyakinan dan argumennya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar